Minggu, 03 Desember 2023

Palestina Butuh Kita

 

Pemicu awal konflik antar Palestina dan Israel adalah perebutan tanah hak milik Palestina. Pemicu ini kemudian terjadilah penjajahan kemanusiaan yang dilakukan oleh biadab Israel. Kekerasan, ancaman, dan pembunuhan sudah menjadi hal yang biasa di Palestina. Di mulai dari tahun 1967 hingga sekarang Israel menjajah Palestina tanpa ampun. Ratusan nyawa dan bangunan hancur diserang Israel. Hujan roket dan ledakkan bom menjadi hal biasa. Penjajahan kemanusiaan Israel terhadap Palestina menyebabkan perekonomian memburuk parah, bahkan kelaparan dimana-mana. Masyarakat Palestina hanya mengandalkan bantuan dari negara lain untuk bertahan hidup. Namun masyarakat Palestina tidak tinggal diam, mereka terus berjuang untuk mempertahankan tanah airnya. Mereka memilih untuk berjuang atau mati syahid.

Tidak tinggal diam Palestina melakukan penyerangan pada tanggal 7 Oktober 2023 dengan mengirimkan ribuan roket ke Israel. Penyerangan ini membuat Israel geram dan melakukan penyerangan balik, yang menyebabkan korban jiwa terus bertambah. Banyak sekali korban jiwa terutama perempuan, anak kecil, balita hingga bayi pun menjadi korban.

Penyerangan Israeterhadap Palestina sebagai bentuk perlawanan dianggap sebagai teroris oleh Amerika Serikat. Jika melihat dari siapa yang paling kejam? Israel lah yang paling kejam, puluhan tahun masyarakat Palestina dijajah dan tertindas. Begitu sebaliknya ketika Israel menyerang, menindas, membusur, membunuh, membantai masyarakat Palestina, Amerika Serikat hanya terdiam. Amerika Serikat seringkali menyebut dirinya sebagai negara yang menghargai nilai-nilai keadilan, mencegah penindasan, ini tidak berlaku pada Palestina.

Dikutip dari CNBC Indonesia penyerangan Palestina oleh Hamas terhadap Israel telah memakan korban 600 jiwa warga Israel, 2.000 terluka dan ratusan lainnya disandera oleh Hamas. Hamas adalah salah satu gerakan pejuang kemerdekaan Palestina. Palestina termotivasi untuk menyerang Israel salah satu sebabnya ialah ingin menggagalkan normalisasi Arab Saudi dengan Israel. Perlawanan Hamas ini mematahkan mitos yang katanya tentara Israel paling baik dan tangguh.

Penjajahan kemanusiaan Israel terhadap Palestina selama bertahun-tahun tidak kunjung selesai. PBB, WHO dan organisasi internasional lainnya tidak turut ikut campur, ini sangat dipertanyakan, tidak perlu memandang ideologi atau agama, cukup menjadi manusia yang peduli sesama. Tidak ada lagi Hak Asasi Manusia di Palestina, semua dihancurkan oleh Israel. Ketika penderitaan yang dirasakan oleh saudara kita Palestina, sangatlah wajar jika mereka melakukan perlawanan. Palestina berjuang untuk mendapatkan hak-haknya kembali, Palestina ingin hidup bebas dan damai tanpa harus adanya penindasan.

Bertepatan hari santri 22 Oktober 2023 Israel kembali melakukan penyerangan udara di Gaza. Puluhan mayat terlentang di depan halaman masjid Al Aqsa. Tidak sampai di sini penyerangan kembali di sebuah rumah di Gaza. Penyerangan terus digalakan oleh Israel tidak tau sampai kapan. Ini salah satu balasan Israel terhadap serangan palestina kepada Israel Minggu lalu. Dikutip dari detikjateng.com untuk memperingati hari santri nasional, para santri menggelar salat gaib untuk saudara kita palestina di yayasan perguruan Islam monumen Mujahidin Bageng, kecamatan Gembong, kabupaten Pati, Jawa Tengah. Salat gaib dilaksanakan pukul 07.30 WIB yang 2 dipimpin oleh kiai Ahid Nabhan selaku pengasuh pondok pesantren Mujahidin Bageng. Shalat gaib ini dilakukan sebagai bentuk prihatin kepada masyarakat Palestina yang tertindas oleh biadab Israel.

Penderitaan masyarakat Palestina akibat kebiadaban Israel, ada banyak orang-orang yang berhati mulia dan simpati turut memberikan bantuan. Salah satunya masyarakat Indonesia yang selalu konsisten membantu Palestina. Dukungan masyarakat Indonesia berupa pengumpulan dana, membangun rumah sakit di Gaza, bahkan terjun langsung membantu masyarakat Palestina. Dan beberapa masyarakat Indonesia yang melakukan kegiatan kemanusiaan di Palestina, mati syahid dalam tugasnya.

Bukan hanya Indonesia, ada banyak bentuk dukungan-dukungan Palestina. Dikutip dari CNBC Indonesia, dalam laga Liverpool vs Everton penonton mengibarkan bendera Palestina sebagai wujud solidaritas untuk masyarakat Palestina. Selanjutnya dikutip dari liputan6.com demostran pro palestina membanjiri jalanan menuju gedung kongres Amerika Serikat menuntut diakhirinya aksi militer Israel di Gaza. Kemudian dikutip dari sindonews.com seorang Khamzat Chimaev meminta izin kepada Ramzan Kaydrov untuk menyerahkan dirinya berperang untuk Palestina. Dan banyak lagi aksi-aksi lainnya yang mendukung saudara kita di Palestina.

Lantas mengapa kita harus membela saudara kita di Palestina?

Penjajahan Israel terhadap Palestina sangat erat kaitannya dengan hak asasi manusia dan keadilan. Tidak perlu menjadi muslim cukup menjadi manusia yang peduli terhadap sesama. Tujuan dari pembelaan ini untuk mengakhiri penjajahan Israel terhadap Palestina. Kita sebagai umat Islam dan manusia sebagai pendukung keadilan memiliki tanggung jawab moral untuk membantu, membela dan mendukung Palestina untuk menjadi negara yang merdeka, negara yang berdaulat dan negara yang independen. Tidak hanya itu, kemerdekaan Indonesia yang pertama kali diakui oleh dunia adalah Palestina. Palestina mendukung kemerdekaan kita. Untuk itu, mengapa masih dipertanyakan? Ada banyak dukungan yang telah dilakukan jadi tunggu apa lagi?

Dalam kitab suci Al-Qur’an penjajahan kemanusiaan Israel terhadap Palestina tercatat dalam firman-Nya surat Al-A’raf ayat 137 yang berbunyi : Dan kami pusakakan kepada kaum yang telah tertindas itu, negeri-negeri bagian timur bumi dan bagian baratnya yang telah kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka. Dari banyak nya dukungan-dukungan untuk saudara kita palestina yang telah dilakukan, tentunya terbuka lah hati kita untuk turut serta membantu dan mendoakannya. Untuk itu mari kita berdoa untuk saudara kita di Palestina.


By : Nurul Hasanah

Editor : Kabid & Wakabid

Kisah Sukses di Balik Acara Ma'rifah Jilid VIII, Tidak Hanya Untuk Menang Tapi Juga Tentang Belajar dan Terus Berkembang

Sukses opening Ma'rifah Jilid VIII di gelar, enam hari setelahnya perlombaan Ma'rifah Jilid VIII di laksanakan pada tanggal 17 Novem...