Sabtu, 03 Oktober 2020

Hargailah Waktu Maka Kita akan Memahaminya, Jangan Biarkan Waktu Berlalu Tanpa Arti

Virus yang mulai mewabah pada tanggal 31 Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, saat ini menyebar hampir ke seluruh dunia dengan sangat cepat. Sehingga WHO atau sering kita dengar dengan organisasi kesehatan dunia pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global, virus ini sudah menyebar ke sejumlah negara termasuk Indonesia, dan Indonesia termasuk urutan ke-22 negara di Asia yang Terpapar Kasus Virus Corona (COVID-19), sebagai pandemi yang berdampak di berbagai sektor termasuk pendidikan.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan baru untuk memerangi virus ini. Kebijakan-kebijakan tersebut di antaranya adalah menteri pendidikan dan kebudayaan RI, Nadiem Anwar makarim telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatur kegiatan pembelajaran ditengah pandemi hal tersebut dikeluarkan melalui surat edaran nomer 4 tahun 2020, yaitu tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (COVID-19) perihal pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan COVID 19 bagi guru dan bagi siswa untuk semua jenjang di seluruh Indonesia.

Terhitung sejak 16 maret 2020 hampir semua sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia menerapkan sistem belajar di rumah, pihak lembaga meniadakan semua kegiatan yang bersifat tatap muka, baik belajar mengajar ataupun proker dan kegiatan lainnya. Keputusaan yang begitu cepat dan dilakukan secara dadakan ini memberikan berbagai dampak, mulai dari ketidaksiapan lembaga dalam menyediakan program daring hingga ketidak pahaman peserta didik karena kurangnya sosialisasi.

Tak jarang pada saat ada mata kuliah memang banyak mahasiswa yang mengikuti kuliah, namun hanya beberapa mata yang fokus kepada pemateri, hanya beberapa telinga yang mendengarkan penjelasan dan nasehatnya, dan hanya beberapa otak yang berfikir. Lalu apa kabar dengan sistem daring? Pembelajaran daring dilakukan bukan lagi sebagai pengganti kuliah tatap muka,bukan sekedar penunjang melainkan pembelajaran yang dilakukan sepenuhnya menggunakan fasilitas daring sehingga diperlukan upaya untuk mensinkronkan antara harapan pemerintah, guru, peserta didik,dan orangtua agar tujuan pembelajaran tetap tercapai meskipun sepenuhnya dilaksanakan dengan sistem daring.sa digunakan biasanya zoom, google class, google meet, teams, dsb.

Seorang perdana mentri perempuan pertama di inggris pernah mengatakan watch your thoughts for they become words, watch your words for they become your action,watch actions for they become your habits, watch your habits for they become your character, watch your character for they become your destiny in other words what you think in your become”. Perhatikan apa yang dipikirkan, karena hal itu akan keluar menjadi ucapan, menjadi kata kata, perhatikan apa yang diucapkan karena itu akan menjadi tindakan, perhatikan apa yang di lakukan karena ketika itu diulang ulang, kemudian akan menjadi kebiasan, perhatikan bagaimana kebiasaan mulai dari mata terbuka sampai tertutup lagi karena hal itu akan menjadi karakter, perhatikan bagaimana karakter selama ini karena demikianlah akan menjadi takdir. 

Pertanyaan nya selama masa pandemi ini, mindset atau pola pikirnya diisi dengan nutrisi apa? apa yang selama ini dibaca? apa yang dipelajari? Apa yang diserap setiap harinya? Bagaimana arah kebiasaan yang dilakukan dirumah selama ini? Sekeras apa doa yang dipanjatkan? Sejauh mana langkah untuk mencapai cita cita? Sudahkah menggunakan kuota dengan baik dan benar?

Semua butuh doa, proses, dan waktu yang diiringi rasa suka duka, tangis, kecewa, bahkan air mata, dan rasa ingin menyerah tanpa berfikir perjuangan yang telah dilewati. Cukup ketidakpastian tentang kapan pandemi akan berakhir, mimpimu jangan. Pandemi layaknya buku tebal, buram ketika dibaca, di penuhi dengan diksi diksi yang sulit di cerna, namun tetap harus dibaca dan dipahami oleh pembaca.

Belakangan ini sudah tak asing lagi bagi kita maraknya celetukan keluh kesah mahasiswa di media sosial dengan gaya bahasa kekinian nya seperti “aghhh, mager bet si gini aja terus”, “moodboster ku auto ilang gegara corona” , “damagenya gaada akhlak”, dan masih banyak lagi keluh kesah yang amat sangat tidak bermanfaat lain nya, alangkah lebih baik nya ponsel tersebut digunakan untuk hal positif, misalnya membuat konten kreatif yang dapat menambah wawasan penonton bahkan dapat menghasilkan pundi pundi rupiah, bukan berlomba lomba meraih skin, hero mobile lagend, apalagi nonton drama korea hingga lupa waktu.

Tak jarang sebagian dari kaum mahasisawa bosan dengan kehidupan yang monoton, terdiam tanpa arah bahkan hanya rebahan sembari bermain ponsel, tanpa sadar kita sudah membuang ribuan detik untuk hal yang unfaedah, Sebagai kaum intelektual yang dikenal dengan julukan “Mahasiswa” tidak sepantasnya bersikap seperti itu. Apalagi mengingat usia yang mulai beranjak dari belasan menuju puluhan. Di mana pada masa tersebut akan banyak tanggung jawab yang harus di pikul, ada mimpi yang harus terealisasi, dan yang paling penting ada orang yang harus kita banggakan.

Sebagai agent of analisis, agent of change, agent of control merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk lebih mencintai diri sendiri, lebih menghargai waktu, dan selalu mengevaluasi diri. Kita adalah pemimpin paradigma diri sendiri, berhentilah beralasan karena corona aku bermalas malasan, karena dirumah saja aku malas menambah wawasan dan relasi, berhentilah dalam kegabutan yang tak membawa memanfaatan.

Kaum intelektual harus berperan aktif dalam memutar otak, mengatur strategi untuk tetap melakukan hal positif selama pandemi. Misalnya, dari kebiasaan ngumpul untuk ghibah, kita jadi punya waktu untuk ngobrol buat masa depan, dari ngumpul di cafe sekedar mencari hiburan dan menghabiskan uang jajan, kita bisa punya banyak waktu dengan keluarga, yang terbiasa sibuk dengan hiruk pikuk menanggapi apa kata orang lain, kita bisa punya waktu untuk sibuk kepada diri sendiri dan belajar menjadi diri sendiri, dari yang malas untu tahajud dengan beralasan sibuk fullday di kampus, kita bisa lebih pandai mengatur waktu untuk tahajud di sepertiga malam.

Semua sudah diatur oleh Allah, semua pasti ada hikmahnya sebagaimana firman nya pada surah Ali Imron(3):191 yakni

ﺭﺑﻨﺎ ﻣﺎ ﺣﻠﻘﺖ ﻫﺬﺍ ﺑﺎﻃﻼ

“ Engkau (Allah) tidak menciptakan sesuatu dengan sia sia “

Jangan sampai pandemi berlau tanpa adanya target yang dituju dan hari hari hanya dilalui dengan merebahkan diri, Tetaplah fokus dengan menjadikan semua keadaan adalah belajar dan pembelajaran, tiap tempat adalah kelas, tiap orang yang ditemui adalah guru, tiap yang dipegang adalah pena, dan tiap yang dilihat adalah buku.

Kiasan yang terkandung di balik salah satu bait syair Alfiyah Ibnu Malik yang dapat di pelajari yaitu :

ﻭﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻗﺎﺑﻞ ﺫﺍﻙ ﻣﺎ   #   ﻳﻘﺒﻠﻪ ﺍﻟﻤﻜﺎﻥ ﺇﻻ ﻣﺒﻬﻤﺎ

Hargailah waktu maka kita akan memahaminya, jangan biarkan waktu berlalu tanpa arti

Dikutip dari kitab ta'lim al muta'allim karangan Syeikh az zarnuji disebutkan bahwasanya “Manusia harus memiliki cita-cita yang tinggi dalam menuntut ilmu,layaknya sayap burung terbang dengan sayapnya, sedangkan manusia akan terbang dengan cita-citanya”. Disebutkan pula dalam syiirnya yaitu:

ﺍﻟﺠﺪ ﻳﺪﻧﻲ ﻛﻞ ﺍﻣﺮ ﺷﺎﺳﻊ   #     ﻭﺍﻟﺠﺪﻳﻔﺘﺢ ﻛﻞ ﺑﺎﺏ ﻣﻐﻠﻖ

Adapun kesungguhan akan membuat dekat suatu yang jauh, dan dengan kesungguhan pula dapat membuka setiap pintu yang tertutup

Syair tersebut sudah jelas membahas bahwasanya kesuksesan yang di dambakan tidak dapat digapai dengan rebahan, jangan pikir muda foya foya kelak masuk syurga, kesuksesan tak sebercanda itu . Jangan lupa berdoa sembari menjalankan protokol kesehatan, di rumah saja bukan berarti penjara untuk mengasah kemampuan kita, tetaplah produktif , dan belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan lagi, segera pulih Indonesiaku.


Oleh : Difla Afia_Divisi Bahasa Arab_dalam "Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Pandemi"_dengan judul asli Kesuksesan Tak Sebercanda Itu Bambang

Kisah Sukses di Balik Acara Ma'rifah Jilid VIII, Tidak Hanya Untuk Menang Tapi Juga Tentang Belajar dan Terus Berkembang

Sukses opening Ma'rifah Jilid VIII di gelar, enam hari setelahnya perlombaan Ma'rifah Jilid VIII di laksanakan pada tanggal 17 Novem...