Dia adalah Coronavirus disease 2019 atau yang biasa disebut dengan Covid-19. Virus ini berasal dari Negeri China, tepatnya adalah dari sebuah kota yang bernama Wuhan, yang muncul pada Bulan Desember 2019. Melalui berita yang ada, disampaikan bahwa virus ini menyebar begitu cepat. Hal ini dikarenakan penyebaran virus yang dapat dengan mudah menyebar dari satu orang ke orang lainnya. Penyebaran virus ini terjadi dari satu manusia melalui percikan cairan yang berasal dari saluran pernapasan dan mulut, seperti buliran yang keluar saat batuk atau bersin. Penularan ini dapat terjadi secara kontak langsung dengan orang yang membawa virus atau melalui perantara permukaan yang dipegang oleh orang tersebut. Hingga akhirnya, di beberapa negara lain, juga mengkonfirmasi bahwa mereka memiliki kasus Covid-19 di negaranya.
WHO (World Health Organization atau Badan Kesehatan Dunia) secara resmi mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret 2020. Artinya, virus corona telah menyebar secara luas di dunia. Istilah pandemi terkesan menakutkan, tapi sebenarnya itu tidak ada kaitannya dengan keganasan penyakit, tetapi lebih pada penyebarannya yang meluas. Hal inilah yang kemudian juga membuat negeri kita, Indonesia, mengkonformasi adanya kasus Covid-19 pada pertengahan Bulan Maret 2020. Berita yang menyebar saat itu, membuat masyarakat khawatir.
Dengan kekhawatiran yang terjadi ini, pemerintah mengambil upaya untuk meminimalisir terjadinya penyebaran di awal pandemi ini. Yaitu, dengan melakukan segala aktivitas dari rumah. Hingga banyak sektor atau bidang yang mengalami perubahan dalam kegiatannya, bahkan sedikit yang mengalami keresahan dalam prosesnya. Tak luput juga, dunia pendidikan pun ikut merasakan keresahan yang mendalam. Mengapa? Karena harus membuat tatanan sistem pendidikan yang baru seperti kurikulum darurat yang menteri pendidikan keluarkan beberapa bulan yang lalu. Pembelajaran juga tak dapat dilaksanakan di gedung-gedung sekolah lagi. Pandemi ini membawa pelajar mengenal dunia pendidikan dalam jaringan (daring). Sistem pembelajaran serba online yang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tentu tak semuanya berjalan mulus, ada suka dan duka yang membawa bahagia maupun luka. Berbagai rasa bertahta dalam diri yang masih bernyawa.
Kita yang seharusnya produktif menjadi pasif. Anak milenial yang seharusnya berkarya menjadi tak berdaya. Bahkan masyarakat yang seharusnya menghasilkan sesuatu yang "wah" hanya bisa berdiam diri di rumah. Kita semua terbatas pada jarak 1 meter. Padahal sebelumnya, jarak bukan penghalang bagi kita. Sejauh apa pun, kita masih bisa bertatap muka secara langsung tanpa penghalang. Saling berpelukan, berjabat tangan, dan bertatapan. Tak ada jeda diantara kita. Ya, memang kondisi ini terlalu mengagetkan dunia. Begitu cepat dan menyebar luas. Akankah ada waktu yang membawa pandemi ini berakhir?
Jika kita melihat lingkungan sekitar, era new normal masih belum dapat kita jadikan ajang untuk keadaan kembali normal. Kasihan para pencari nafkah yang kekurangan pelanggan akibat pandemi ini. Mereka harus mencari alternatif baru untuk bisa menghidupi keluarganya. Tak bisa disangkal lagi bahwasannya pendapatan di era pandemi tak sejalan dengan era normal. Tetapi, kita tidak boleh menyerah pada keadaan. Selalu percaya bahwa nanti pasti ada jalan. Ambil hikmah dari setiap kejadian, tanpa terus terpuruk dan hanya rebahan. Di rumah saja bukan berarti berdiam diri. Justru ini menjadi kesempatan emas bagi siapa saja yang dapat memanfaatkan dengan berbagai strategi.
Mari kita sambut tahun 2021 esok hari dengan semangat baru. Yakinlah bahwa kita bisa menjadi sukses dalam keadaan apapun, karena kita punya Allah. Terus berdoa dan berusaha, jangan berputus asa. Gapai mimpi bukan sekedar ilusi. Tancap gas dan segera bergegas. Masa depan yang cerah menanti kita semua. Selamat tinggal 2020, selamat datang 2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar