Jumat, 28 Oktober 2022

MOMENTUM SUMPAH PEMUDA SEBAGAI PEMACU GENERASI MUDA DI ERA DIGITAL


Sumpah pemuda yang diikrarkan pertama kali pada 28 Oktober 1928 menjadi bagian penting sejarah Indonesia yang terus diperingati dan dimaknai bangsa Indonesia. Peristiwa bersejarah tersebut, nyatanya dapat menyatukan segenap anak bangsa dari berbagai suku dan daerah. Dengan jiwa yang bersih dan semangat yang membara, para pemuda bertekad untuk menjadikan nusantara terbebas dari belenggu penjajah.

Hari Sumpah Pemuda ini adalah momentum yang perlu digunakan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berdampak bagi agama, bangsa, dan negara. Momentum ini sangat penting diperingati terutama bagi pemuda di masa sekarang ini, yang semuanya serba digital dan teknologi yang semakin pesat. Ketika sejarah terkadang tenggelam dengan hiruk-pikuk dunia maya yang membuat terlena.

Dalam konteks Islam, pemuda di sini merupakan kelompok masyarakat yang memiliki sensitivitas tinggi dalam memahami fenomena dan paling cepat merespons keadaan terutama dalam dakwah Islam. Mereka adalah agen dari perubahan. Bahkan jika ingin memajukan suatu bangsa dan negara, yang perlu diperjuangkan dan diberikan kepercayaan adalah para pemuda. Pun sebaliknya, jika suatu negara ingin dihancurkan maka mulai dari pemudanya.

Di era yang serba digital ini, banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengisi peringatan Hari Sumpah Pemuda kali ini, di antaranya sebagai berikut:

Pertama, belajar tentang sejarah Hari Sumpah Pemuda. Banyak artikel dan tulisan di internet yang menyajikan terkait Sumpah Pemuda. Dengan memperbanyak membaca dan belajar, maka rasa kecintaan terhadap negara akan terus bertumbuh. Salah satunya dengan memahami teks dari Sumpah Pemuda ini.

"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia."

"Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia."

"Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia."

Kedua, dengan membuat karya dan inovasi untuk memajukan bangsa dan negara. Salah satunya dengan membuat konten edukatif dan bermanfaat di media sosial.

Ketiga, tetap berpegang teguh dengan nilai-nilai Pancasila, yakni Ketuhanan, Kemanusian, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan. Di tengah gempuran media sosial yang banyak menyuguhkan berbagai ideologi, pemuda harus dapat menyaring ideologi tersebut agar tetap berideologi Pancasila. Selain itu, sikap toleransi juga harus terus dipupuk, karena sejatinya kita adalah satu Indonesia walaupun berasal dari berbagai daeraeh, bahasa, dan budaya.

Dengan demikian kita dapat memacu para pemuda Indonesia untuk lebih semangat dan giat untuk memajukan bangsa dan negara Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Sukses di Balik Acara Ma'rifah Jilid VIII, Tidak Hanya Untuk Menang Tapi Juga Tentang Belajar dan Terus Berkembang

Sukses opening Ma'rifah Jilid VIII di gelar, enam hari setelahnya perlombaan Ma'rifah Jilid VIII di laksanakan pada tanggal 17 Novem...