Sukses Opening Ma'rifah Jilid VIII digelar, Institute of Culture and Islamic studies (ICIS) kembali mengadakan Seminar Nasional yang dibintangi oleh pemateri special, Gus Rifqil Muslim Suyuthi dan Ning Imaz Fatimatuz Zahra. Seminar Nasional ICIS UIN KHAS JEMBER mengangkat tema "Membangun Aktivisme Sosial Islami di Tengah Tantangan Zaman." Tema ini di angkat untuk menekankan pentingnya umat Islam untuk menghadapi tantangan zaman dengan landasan nilai-nilai Islami sehingga dapat menciptakan umat Islam yang lebih baik, adil, dan sejahtera.
Sebelum Seminar dibuka, peserta seminar dihibur oleh hadrah dari Divisi Tilawah. Kemudian dibuka oleh MC Seminar Adhin Noor Widyayandika dan Siti Juliana Anggraini. Pembacaan ayat suci Al-Qur'an dibawakan oleh Danial Atiq Ma'sum dan dilanjutkan sambutan Seminar Nasional oleh Kepala Unit Pengembangan Bahasa UIN KHAS JEMBER Bapak Muhammad Imam Mahfudi, S.S, M.Pd, Ph.D, beliau menyampaikan bahwasanya acara Seminar Nasional ini merupakan bagian dari Ma'rifah Jilid VIII acara tahunan ICIS.
Moderator Genta Ardytama Yudha, S.Pd dan Alfi Miftahul Ulumiyah, S.Pd mengambil alih untuk memandu Seminar Nasional. Sayang sekali salah satu pemateri seminar Ning Imaz Fatimatuz Zahra tidak bisa hadir dikarenakan sedang sakit. Penyampaian materi Gus Rifqil Muslim Suyuthi bahwa dalam membahas kehidupan sosial tentunya kembali lagi dengan aspek-aspek sosial dalam Islam seperti zakat, sedekah, jual beli, dan lain sebagainya. Salah satu perkembangan zaman sekarang adalah munculnya media-media sosial seperti Tiktok, Instagram, WhatsApp, Shopee, Tokopedia dan lain-lain serta tools-tools yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Umat Islam sering kali lalai dalam menggunakan media sosial dan tools tersebut sehingga menyebabkan adanya penyimpangan seperti flaxing. Sebagai umat Islam harus pintar dalam memanfaatkan tools dan media sosial, jangan sampai kemudian mendikte umat Islam.
Sebelum Seminar Nasional ditutup, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya. Pertanyaan yang pertama, bagaimana jika suami tidak menafkahi istri, apa itu dijatuhi hutang? Dan pertanyaan kedua, di era digital sekarang banyak sekali orang-orang alim dan bahkan sekarang ada kasus orang alim yang membuat kita kehilangan kepercayaan lantas bagaimana cara kita agar tidak terjebak dan tidak mudah percaya? Selanjutnya Gus Rifqil Muslim Suyuthi menjawab bahwa Nafkah dalam berumah tangga terbagi menjadi 2 yakni Nafkah Batin dan Nafkah Dhohir. Nafkah Batin hanya 1 kali yang wajib, sisanya adalah Sunnah. Sedangkan Nafkah Dhohir adalah kewajiban selama berumah tangga, jika tidak memberi nafkah maka dianggap hutang dan wajib membayar. Lanjut pertanyaan kedua bahwa zaman modern saat ini kepercayaan dapat diukur dengan jumlah followers, maka perlu adanya peninjauan lebih lanjut agar tidak mudah percaya. Dalam dunia teknologi sangat lah mudah memanipulasi, maka cerdik lah dalam bersosial media.
Seminar Nasional berakhir pukul 20.30 WIB dan ditutup oleh moderator seminar dengan closing statement "Makhluk yang kuat adalah makhluk yang mampu beradaptasi, tetapi jika tidak mampu maka bersiaplah tereleminasi." Selanjutnya diakhiri dengan sesi foto bersama pemateri Gus Rifqil Muslim Suyuthi.
By: Nurul Hasanah
Editor: Kabid & Wakabid Litbang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar