Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar walillahil hamd
Disebutkan
dalam Al-qur’an surah Al-Baqarah ayat 286 yang berbunyi لا يكلف الله نفسا الا وسعها.... الخ bahwa
Allah tidak akan memberi ujian kepada umatnya lebih dari ketidak mampuannya.
Artinya Allah akan menguji umatnya sesuai dengan kemampuannya. Hal tersebut
dilakukan bukan tanpa alasan, melainkan untuk menjadikan manusia yang lebih
kuat akan keyakinan dalam dirinya, manusia yang bertanggung jawab akan setiap
permasalahan dan manusia yang selalu bersabar dalam menghadapi setiap tantangan
dalam hidupnya.
Islam merupakan
agama rahmatan lil alamin yakni rahmat bagi seluruh alam. Islam merupakan agama
yang dapat merangkul semua makhluq hidup yang ada dalam dunia ini, tidak
memandang suku, ras, agama, ataupun budaya dan keturunan. Islam mewadahi semua makhluk yang ada didunia
ini. Maknanya sikap kasih sayang dan juga toleransi sangat terbentuk dalam hal
ini, Islam mempercayai bahwa agama adalah berasal dari Tuhan. Dan Tuhan yang akan mengatur
segala hal yang ada dalam dunia ini. Sehingga tugas manusia yaitu menjaga
seluruh hakikat yang ada dalam dunia ini. Islam
merupakan agama dengan beribu tradisi dan perintah Tuhan yang dapat
mempersatukan persaudaraan. Banyak hal yang dilakukan sesuai dengan sebuah
kemaslahatan. Makananya berbuat tanpa ego. Berbasis persatuan membentuk agama
yang kuat dan saling mengerti satu dengan yang lain. Salah satu perintah Tuhan
yang saat ini datang yaitu perintah untuk berkurban dibulan dzulhijah atau
biasa disebut dengan kurban di idul adha.
Idul Adha atau
biasa disebut dengan hari raya kurban. Banyak sekali umat Islam yang berbondong-bondong
untuk mendapatkan pahala kebaikan dimomen tersebut. Banyak sekali masyarakat
yang menyumbangkan hewan kurban untuk disembelih pada hari tasyriq atau pada
tanggal 10, 11 dan 12 dzul hijjah. Hari raya kurban diberi sebutan dengan Idul
Adha karena berasal dari kata adha ( adhiyah) yang memiliki arti kurban, maka
dari itu hari tersebut disebut dengan
idul adha. Adanya idul adha berasal dari kisah Nabi Ibrahim yang merupakan nabi
dengan beribu kesabaran dan kuat keyakinannya
terhadap Allah. Pada suatu saat Nabi Ibrahim di uji keimanannya oleh Allah
dengan datangnya perintah Allah di dalam mimpi Nabi Ibrahim dan mimpi tersebut
tidak hanya datang satu kali melainkan hingga tiga kali
secara berturut-turut. Mimpi
tersebut membuat Nabi Ibrahim berfikir panjang dan bersedih selama beberapa
hari, hingga akhirnya Nabi Ibrahim memutuskan untuk menceritakan
mimpinya kepada Nabi Isma’il sebagai objek dalam mimpi Nabi Ibrahim tersebut.
Nabi Isma’il merupakan putra dari Nabi Ibrahim yang terlahir untuk meneruskan
perjuangan Nabi Ibrahim sebagai seorang nabi.
Adapun isi dari
mimpi Nabi Ibrahim yang terus menerus membuat beliau sedih adalah perintah
Allah terhadap Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya yakni Nabi Isma’il.
Setelah Nabi Ibrahim menceritakan mimpinya terhadap putranya, kemudian dengan
tulus dan sabar Nabi Isma’il mempersilakan ayahnya untuk melaksanakan perintah
Allah tersebut. Karena Nabi Isma’il memahami bahwa tentunya bukan tanpa alasan
Allah memerintahkan sedemikian rupa terhadap Nabi Ibrahim, kemudian dengan
kesepakatan bersama, Nabi Ibrahim melaksanakan perintah Allah tersebut. Nabi
Ibrahim menerapkan tatacara kurban sesuai dengan syari’at, beliau meletakkan
kepala Nabi Isma’il diatas batu yang kemudian siap untuk disembelih di bagian
lehernya. Bi idznillah, pada saat Nabi Ibrahim hendak menyembelih Allah
mengganti Nabi Isma’il dengan seekor domba putih besar tanpa ada cacat pada
tubuhnya yang akhirnya di jadikan sebagai hewan kurban pengganti Nabi Isma’il.
Hal ini bertepatan pada tanggal 10 dzulhijjah yang kemudian diberi nama Idul
Adha, untuk mengingatkan umat Islam terhadap kisah penyembelihan Nabi Isma’il
atas perintah Allah terhadap Nabi Ibrahim.
Keterkaitan
kisah penyembelihan Nabi Isma’il dengan Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 268
yaitu perintah Allah terhadap Nabi Ibrahim yang tidak pernah meragukan
ketuhanannya terhadap Allah untuk menyembelih Nabi Isma’il yakni putranya yang
dikaruniakan oleh Allah. Hal tersebut Allah perintahkan kepada Nabi Ibrahim
dengan melibatkan Nabi Isma’il karena Allah tahu bahwa kedua nabi tersebut
dapat menyelesaikan permasalahannya dan menjadikannya sebagai manusia yang
sabar dan semakin kuat keyakinannya terhadap Allah. Nabi Ibrahim termasuk orang
yang amanah dalam menjalankan perintah Allah SWT. Dapat di ingat, bahwa untuk
mendapatkan seorang putra yang sholih dan juga sabar, Nabi Ibrahim tidak
henti-hentinya berdo’a kepada Allah SWT untuk dikaruniai putra yang sholih dan
juga sabar. Pada akhirnya Allah mengkaruniai seorang putra terhadap Nabi Ibrahim
yang kemudian beranjak dewasa Allah
memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih Nabi Isma’il. Hal ini bukanlah
perkara yang mudah untuk manusia, akan tetapi karena keyakinannya terhadap
Allah dan juga sikap amanah dari Nabi Ibrahim serta sikap sabar dari Nabi
Isma’il, keduanya mampu menjalankan perintah Allah tersebut (Bi idznillah).
Dalam
pelaksanaannya, hukum dari berkurban yaitu sunnah muakkadah sebagaimana
dijelaskan dalam kitab fathul qorib Al mujib hal 62 :
والأضحية سنة مؤكدة على الكفاية فإذا اتى بها واحدة واحد من اهل البيت كفى
عن جميعهم ولا تجب الاضحيه الا بالنذر
Dalam kitab tersebut disebutkan
kalimat سنة مؤكدة yang bermakna bahwa berkurban itu di anjurkan. Akan
tetapi dalam redaksi tersebut juga di jelaskan bahwa hukum dari berkurban itu
dapat berubah menjadi wajib apabila berkurban itu di nadzarkan. Redaksi
tersebut menjelaskan bahwa selain sunnah muakkadah, hukum berkurban tersebut
fardhu kifayah, dimana apabila dalam satu rumah terdapat salah satu dari
anggota keluarga yang berkurban, maka gugurlah kewajiban berkurban untuk
anggota rumah lainnya. Dalam berkurban
pun terdapat beberapa ketentuan hewan yang bisa dikurbankan yaitu domba yang
berumur satu tahun memasuki dua tahun (jadz’ah), kambing yang berumur dua tahun
memasuki umur tiga tahun, unta yang berumur lima tahun menginjak umur enam
tahun dan sapi yang berumur dua tahun menginjak umur tiga tahun. Dari binatang-binatang
yang dapat dijadikan sebagai kurban tersebut terdapat ketentuan lebih khusus
yang di jadikan syarat sahnya hewan kurban yaitu tidak diperbolehkan
menyembelih hewan yang buta, binatang yang pincang, binatang yang sakit,
binatang yang kurus, binatang yang bertanduk dan binatang yang cacat tubuhnya seperti terpotong
ekornya. Jika di dapati hewan dengan keadaan yang demikian, maka hewan tersebut
tidak dapat dikurbankan, karena tidak mencukupi syarat kebolehan dalam berkurban.
Penjelasan terkait syarat hewan yang dikurbankan ini dikutip dari kitab Fathul
Qorib Al Mujib Fashal tentang ketentuan dalam berkurban dalam bab الأضحية
Perintah Allah untuk berkurban yaitu mengingatkan kisah penyembelihan Nabi Isma’il yang kemudian diganti dengan seekor domba besar, dan kejadian ini terjadi pada tanggal 10 bulan dzulhijjah yang biasa diperingati sebagai hari raya Idul Adha. Berkurban merupakan salah satu cara untuk memupuk rasa kasih sayang terhadap orang lain. Dengan berkurban, banyak sekali masyarakat yang bahagia karena adanya pembagian daging kurban. Perilaku ini yang harus ditanamkan dalam diri manusia supaya tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi. Karena banyak sekali masyarakat diluar sana yang membutuhkan bantuan kita. Pembagian daging kurban tersebut yang akan memupuk tali silaturahmi antar persaudaraan. Bahkan perintah berkurban bagi orang yang mampu sudah disyari’atkan oleh Allah dalam Al Qur’an surah Al Kautsar ayat 2 yaitu فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Dalam ayat
tersebut dijelaskan bahwa Allah memerintahkan umatnya untuk melaksanakan sholat
dan berkurban bagi yang mampu. Alangkah baiknya jika kesunnahan tersebut
dijalankan bagi kita sebagai umat muslim dengan agama yang mendapat julukan
sebagai agama yang Rahmatan Lil Alamin karena dengan berkurban kita
mampu membahagiakan perasaan banyak orang disekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar