Minggu, 19 November 2023

MEMAHAMI ADAT DALAM BINGKAI SYARI’AT MELALUI SEMINAR NASIONAL MA’RIFAH JILID VII



Pada hari Sabtu, 18 November 2023 tepatnya pukul 13.00 WIB setelah acara grand opening Ma’rifah Jilid VII resmi dibuka, ICIS UIN KHAS Jember mengadakan acara seminar nasional dengan judul “STANDAR BUDAYA NUSANTARA DALAM PERSPEKTIF DAKWAH ISLAM” yang dibawakan oleh Lora Ismael Al-Kholilie dan Gus M. Ali Zainal Abidin atau biasa dikenal dengan sapaan Gus Ebid. Seminar ini merupakan serangkaian acara dari MA’RIFAH Jilid VII yang dipandu oleh ustad Fathoni Arifandi selaku kehormatan ICIS dan dibuka dengan opening speech oleh ustad M. Imam Machfudi, kepala UPB UIN KHAS Jember.  Seminar ini dilaksanakan di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) UIN KHAS Jember lantai 3 dengan suasana yang sangat tenang dan antusias penonton dari kalangan umum. Materi yang dibawakan, mampu menghipnotis para audience untuk menyimak setiap kata yang disampaikan oleh pemateri. Dengan dipandu oleh seorang moderator, acara seminar tersebut mengalir lancar sampai pada akhir acara.

Sesuai dengan tema yang ditawarkan dalam seminar ini, lora Ismael Al-Kholilie menjelaskan bahwa datangnya syari’at bukan untuk menyalahi adat. Beliau juga menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dakwah adalah sesuatu yang cakupannya luas, bukan terbatas pada metode ceramah dengan menyampaikan ajaran Islam saja, tetapi keluar dari situ dakwah dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dengan metode penampilan wayang sebagai media dakwah. Dari sejarah ulama Nusantara menunjukkan bahwa Islam tidak kontradiktif dengan budaya, “ افعل ما تشاء ما لم يخالف الشرع   yang artinya lakukan budaya selama praktiknya sesuai dengan syari’at agama. Konteks penyebaran wali songo perlu diikuti, yakni menyebarkan agama dengan akulturasi budaya dan dengan menggunakan metode “bullus”  filosofinya “melebu tapi alus, alon-alon asal kelakon” lembut menyentuh hati yang menggambarkan dakwah wali songo bil hikmati yang disimbolkan dengan seekor kura-kura sungai.

Beliau juga menjelaskan bahwa “لا ينبغي الخروج من عادة الناس” maksudnya jika daerah kita memiliki suatu adat, budaya, dan juga tradisi, maka kita dianjurkan untuk mengikuti kebiasaan daerah tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menarik dan menjaga hati warga disekeliling daerah tersebut dan juga agar tidak terjadi fitnah antar golongan. Akan tetapi hal ini dibatasi dengan sesuatu yang berkaitan dengan syari’at, yakni jika adat tersebut menyalahi aturan syari’at, maka lebih baik untuk dihindari.

Penyampaian materi yang sangat kompleks disampaikan dengan jelas, penyampaian tersebut dilanjutkan oleh gus Ebid sebagai pemateri ke-2 dalam acara seminar tersebut. Gus Ebid menyambung penjelasan bahwa,” تزببت وانت خرس ” yang bermakna generasi muda jangan terlalu cepat dalam mencari panggung, hendaklah dengan memperbanyak modal keilmuan dan akhlak terlebih dahulu. Dawuhnya “Jika terdapat alumni muda, maka jangan terburu-buru untuk mendirikan sebuah yayasan, akan tetapi alangkah baiknya jika membantu yang lebih tua dalam memajukan dan juga mengembangkan sebuah yayasan.”

Seminar tersebut berakhir pada pukul 16.00 WIB yang ditutup dengan sesi foto bersama dengan pemateri. Seluruh  audience, baik peseta seminar atau panitia berkesempatan mengabadikan momen yang berharga ini. Tak hanya foto, banyak dari audience juga mengabadikan momen ini dalam bentuk video.


By : Choula Afifah & Yuly Navisah

Editor : Kabid & Wakabid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Sukses di Balik Acara Ma'rifah Jilid VIII, Tidak Hanya Untuk Menang Tapi Juga Tentang Belajar dan Terus Berkembang

Sukses opening Ma'rifah Jilid VIII di gelar, enam hari setelahnya perlombaan Ma'rifah Jilid VIII di laksanakan pada tanggal 17 Novem...