Pada hari Sabtu, 18 November
2023 tepatnya pukul 13.00 WIB setelah acara grand opening Ma’rifah Jilid VII
resmi dibuka, ICIS UIN KHAS Jember mengadakan acara seminar nasional dengan
judul “STANDAR BUDAYA NUSANTARA DALAM PERSPEKTIF DAKWAH ISLAM” yang dibawakan
oleh Lora Ismael Al-Kholilie dan Gus M. Ali Zainal Abidin atau biasa dikenal
dengan sapaan Gus Ebid. Seminar ini merupakan serangkaian acara dari MA’RIFAH
Jilid VII yang dipandu oleh ustad Fathoni Arifandi selaku kehormatan ICIS dan
dibuka dengan opening speech oleh ustad M. Imam Machfudi, kepala UPB UIN
KHAS Jember. Seminar ini dilaksanakan di
Gedung Kuliah Terpadu (GKT) UIN KHAS Jember lantai 3 dengan suasana yang sangat
tenang dan antusias penonton dari kalangan umum. Materi yang dibawakan, mampu
menghipnotis para audience untuk menyimak setiap kata yang disampaikan
oleh pemateri. Dengan dipandu oleh seorang moderator, acara seminar tersebut
mengalir lancar sampai pada akhir acara.
Sesuai dengan tema yang ditawarkan dalam
seminar ini, lora Ismael Al-Kholilie menjelaskan bahwa datangnya syari’at bukan
untuk menyalahi adat. Beliau juga menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan dakwah
adalah sesuatu yang cakupannya luas, bukan terbatas pada metode ceramah dengan
menyampaikan ajaran Islam saja, tetapi keluar dari situ dakwah dapat
dilaksanakan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah yang digunakan oleh
Sunan Kalijaga dengan metode penampilan wayang sebagai media dakwah. Dari
sejarah ulama Nusantara menunjukkan bahwa Islam tidak kontradiktif dengan
budaya, “ افعل ما تشاء ما لم يخالف الشرع “ yang artinya lakukan budaya selama praktiknya
sesuai dengan syari’at agama. Konteks penyebaran wali songo perlu diikuti,
yakni menyebarkan agama dengan akulturasi budaya dan dengan menggunakan metode
“bullus” filosofinya “melebu tapi
alus, alon-alon asal kelakon” lembut menyentuh hati yang menggambarkan
dakwah wali songo bil hikmati yang disimbolkan dengan seekor kura-kura
sungai.
Beliau juga menjelaskan bahwa “لا ينبغي الخروج من عادة الناس” maksudnya jika daerah kita
memiliki suatu adat, budaya, dan juga tradisi, maka kita dianjurkan untuk
mengikuti kebiasaan daerah tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk menarik dan
menjaga hati warga disekeliling daerah tersebut dan juga agar tidak terjadi fitnah
antar golongan. Akan tetapi hal ini dibatasi dengan sesuatu yang berkaitan
dengan syari’at, yakni jika adat tersebut menyalahi aturan syari’at, maka lebih
baik untuk dihindari.
Penyampaian materi yang sangat kompleks
disampaikan dengan jelas, penyampaian tersebut dilanjutkan oleh gus Ebid
sebagai pemateri ke-2 dalam acara seminar tersebut. Gus Ebid menyambung
penjelasan bahwa,” تزببت وانت خرس ”
yang bermakna generasi muda jangan terlalu cepat dalam mencari panggung,
hendaklah dengan memperbanyak modal keilmuan dan akhlak terlebih dahulu. Dawuhnya
“Jika terdapat alumni muda, maka jangan terburu-buru untuk mendirikan sebuah
yayasan, akan tetapi alangkah baiknya jika membantu yang lebih tua dalam
memajukan dan juga mengembangkan sebuah yayasan.”
Seminar tersebut berakhir pada pukul 16.00 WIB yang ditutup dengan sesi foto bersama dengan pemateri. Seluruh audience, baik peseta seminar atau panitia berkesempatan mengabadikan momen yang berharga ini. Tak hanya foto, banyak dari audience juga mengabadikan momen ini dalam bentuk video.
By : Choula Afifah & Yuly Navisah
Editor : Kabid & Wakabid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar