Kamis, 31 Desember 2020
Minggu, 27 Desember 2020
Edisi Desember 4
Biarkan yang sudah menghilang menjadi kenangan yang tak terlupakan untuk pembelajaran di masa akan datang
Salam_Prestasi💚💛
Jumat, 18 Desember 2020
Edisi Desember 3
Cintailah apa yang seharusnya kau cintai bukan malah dendam dan memusuhi
Salam_Prestasi💚💛
Sabtu, 12 Desember 2020
Edisi Desember 2
Bersyukur baru bahagia, bukan menunggu bahagia lalu bersyukur. Karena Allah bukan memaksa, tapi diminta
Salam_Prestasi💚💛
Jumat, 04 Desember 2020
Edisi Desember 1
Kehidupan memanglah tak seindah drama yang ditayangkan, kehidupan memanglah tak sesuai apa yang kita fikirkan. Namun, dari sinilah kita paham bahwa kehidupan bukan untuk mencari kebahagiaan dan menyesali kesedihan, hanya menikmati proses yang sudah ditentukan Tuhan untuk bersyukur atas apa yang sudah diberikan.
Salam_Prestasi💚💛
Kamis, 03 Desember 2020
PEMUNGKAS NOVEMBER 2020, ICIS BORONG JUARA!!
Raih Juara Dalam Berbagai Perlombaan |
Alhamdulillahirobbil 'alamin, ICIS kembali menambah daftar prestasi. Ya, dalam beberapa perlombaan yang diikuti pada Bulan November lalu, anggota ICIS berhasil menambah daftar prestasi dengan meraih juara dalam lomba-lomba yang diadakan tersebut. Langsung aja yaa, berikut adalah daftarnya:
Jumat, 27 November 2020
Edisi November 4
Berproses dalam kehidupan memanglah tidak mudah, banyak hal yang tak mampu kita sadari, tak sesuai ekspektasi. Namun, itu semua akan berarti dalam masa depan nanti.
Salam_Prestasi💚💛
Hari Guru Nasional 2020, Hari Guru di Tengah Pandemi
Peringatan Hari Guru Nasional 2020 |
Sabtu, 03 Oktober 2020
Hargailah Waktu Maka Kita akan Memahaminya, Jangan Biarkan Waktu Berlalu Tanpa Arti
Virus yang mulai mewabah
pada tanggal 31 Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, saat ini menyebar hampir ke seluruh dunia dengan sangat cepat. Sehingga WHO atau sering kita dengar dengan organisasi kesehatan dunia
pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global, virus
ini sudah menyebar ke sejumlah negara termasuk Indonesia, dan Indonesia termasuk urutan ke-22 negara di Asia yang Terpapar Kasus Virus Corona (COVID-19), sebagai
pandemi yang berdampak di berbagai sektor termasuk pendidikan.
Pemerintah mengeluarkan kebijakan baru untuk memerangi virus ini. Kebijakan-kebijakan tersebut di antaranya adalah menteri pendidikan dan kebudayaan
RI, Nadiem Anwar makarim telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatur
kegiatan pembelajaran ditengah pandemi hal tersebut dikeluarkan melalui surat
edaran nomer 4 tahun 2020, yaitu tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam
masa darurat penyebaran corona virus disease (COVID-19) perihal pembelajaran
secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan COVID 19 bagi guru dan bagi siswa untuk semua jenjang di seluruh Indonesia.
Terhitung sejak 16 maret
2020 hampir semua sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia menerapkan sistem
belajar di rumah, pihak lembaga meniadakan semua kegiatan yang bersifat tatap
muka, baik belajar mengajar ataupun proker dan kegiatan lainnya. Keputusaan
yang begitu cepat dan dilakukan secara dadakan ini memberikan berbagai dampak,
mulai dari ketidaksiapan lembaga dalam menyediakan program daring hingga
ketidak pahaman peserta didik karena kurangnya sosialisasi.
Tak jarang pada saat ada
mata kuliah memang banyak mahasiswa yang mengikuti kuliah, namun hanya beberapa
mata yang fokus kepada pemateri, hanya beberapa telinga yang mendengarkan
penjelasan dan nasehatnya, dan hanya beberapa otak yang berfikir. Lalu apa
kabar dengan sistem daring? Pembelajaran daring dilakukan bukan lagi sebagai
pengganti kuliah tatap muka,bukan sekedar penunjang melainkan pembelajaran yang
dilakukan sepenuhnya menggunakan fasilitas daring sehingga diperlukan upaya
untuk mensinkronkan antara harapan pemerintah, guru, peserta didik,dan orangtua
agar tujuan pembelajaran tetap tercapai meskipun sepenuhnya dilaksanakan dengan
sistem daring.sa digunakan biasanya zoom, google class, google meet, teams,
dsb.
Seorang
perdana mentri perempuan pertama di inggris pernah mengatakan “watch your thoughts for they become words, watch your words for
they become your action,watch actions for they become your habits, watch your
habits for they become your character, watch your character for they become
your destiny in other words what you think in your become”. Perhatikan apa yang dipikirkan, karena hal itu
akan keluar menjadi ucapan, menjadi kata kata, perhatikan apa yang diucapkan
karena itu akan menjadi tindakan, perhatikan apa yang di lakukan karena ketika
itu diulang ulang, kemudian akan menjadi kebiasan, perhatikan bagaimana
kebiasaan mulai dari mata terbuka sampai tertutup lagi karena hal itu akan
menjadi karakter, perhatikan bagaimana karakter selama ini karena demikianlah akan menjadi takdir.
Pertanyaan nya selama
masa pandemi ini, mindset atau pola pikirnya diisi dengan nutrisi apa? apa yang
selama ini dibaca? apa yang dipelajari? Apa yang diserap setiap harinya? Bagaimana arah kebiasaan yang dilakukan dirumah selama ini? Sekeras apa doa yang dipanjatkan? Sejauh mana langkah untuk mencapai cita cita? Sudahkah menggunakan kuota dengan baik dan benar?
Semua
butuh doa, proses, dan waktu yang diiringi rasa suka duka, tangis, kecewa, bahkan air mata, dan rasa
ingin menyerah tanpa berfikir perjuangan yang telah dilewati. Cukup
ketidakpastian tentang kapan pandemi akan berakhir, mimpimu jangan. Pandemi
layaknya buku tebal, buram ketika dibaca, di penuhi dengan diksi diksi yang
sulit di cerna, namun tetap harus dibaca dan dipahami oleh pembaca.
Belakangan
ini sudah tak asing lagi bagi kita maraknya celetukan keluh kesah mahasiswa di
media sosial dengan gaya bahasa kekinian nya seperti “aghhh, mager bet si
gini aja terus”, “moodboster ku auto ilang gegara corona” , “damagenya
gaada akhlak”, dan masih banyak lagi keluh kesah yang amat sangat tidak
bermanfaat lain nya, alangkah lebih baik nya ponsel tersebut digunakan untuk
hal positif, misalnya membuat konten kreatif yang dapat menambah wawasan
penonton bahkan dapat menghasilkan pundi pundi rupiah, bukan berlomba lomba
meraih skin, hero mobile lagend, apalagi nonton drama korea hingga lupa waktu.
Tak
jarang sebagian dari kaum mahasisawa bosan dengan kehidupan yang monoton,
terdiam tanpa arah bahkan hanya rebahan sembari bermain ponsel, tanpa sadar
kita sudah membuang ribuan detik untuk hal yang unfaedah, Sebagai kaum
intelektual yang dikenal dengan julukan “Mahasiswa” tidak sepantasnya bersikap
seperti itu. Apalagi mengingat usia yang mulai beranjak dari belasan menuju
puluhan. Di mana pada masa tersebut akan banyak tanggung jawab yang harus di pikul, ada mimpi yang harus terealisasi, dan
yang paling penting ada orang yang harus kita banggakan.
Sebagai
agent of analisis, agent of change, agent of control merupakan suatu
kewajiban bagi kita untuk lebih mencintai diri sendiri, lebih menghargai waktu,
dan selalu mengevaluasi diri. Kita adalah pemimpin paradigma diri sendiri,
berhentilah beralasan karena corona aku bermalas malasan, karena dirumah saja
aku malas menambah wawasan dan relasi, berhentilah dalam kegabutan yang tak
membawa memanfaatan.
Kaum
intelektual harus berperan aktif
dalam memutar otak, mengatur strategi untuk tetap melakukan hal positif selama
pandemi. Misalnya, dari kebiasaan ngumpul untuk ghibah, kita jadi punya waktu
untuk ngobrol buat masa depan, dari ngumpul di cafe sekedar mencari hiburan dan
menghabiskan uang jajan, kita bisa punya banyak waktu dengan keluarga, yang
terbiasa sibuk dengan hiruk pikuk menanggapi apa kata orang lain, kita bisa
punya waktu untuk sibuk kepada diri sendiri dan belajar menjadi diri sendiri,
dari yang malas untu tahajud dengan beralasan sibuk fullday di kampus, kita bisa
lebih pandai mengatur waktu untuk tahajud di sepertiga malam.
Semua sudah diatur oleh Allah, semua pasti ada hikmahnya sebagaimana firman nya pada surah
Ali Imron(3):191 yakni
ﺭﺑﻨﺎ ﻣﺎ ﺣﻠﻘﺖ ﻫﺬﺍ ﺑﺎﻃﻼ
“ Engkau (Allah) tidak menciptakan sesuatu
dengan sia sia “
Jangan sampai pandemi
berlau tanpa adanya target yang dituju dan hari hari hanya dilalui dengan
merebahkan diri, Tetaplah fokus dengan menjadikan semua keadaan adalah belajar
dan pembelajaran, tiap tempat adalah kelas, tiap orang yang ditemui adalah
guru, tiap yang dipegang adalah pena, dan tiap yang dilihat adalah buku.
Kiasan yang terkandung
di balik salah satu bait syair Alfiyah Ibnu Malik yang dapat di pelajari yaitu :
ﻭﻛﻞ ﻭﻗﺖ
ﻗﺎﺑﻞ ﺫﺍﻙ ﻣﺎ # ﻳﻘﺒﻠﻪ ﺍﻟﻤﻜﺎﻥ ﺇﻻ ﻣﺒﻬﻤﺎ
“Hargailah waktu maka kita akan memahaminya, jangan biarkan
waktu berlalu tanpa arti”
Dikutip dari kitab ta'lim al muta'allim karangan Syeikh
az zarnuji disebutkan bahwasanya “Manusia harus memiliki cita-cita yang tinggi dalam
menuntut ilmu,layaknya sayap burung terbang dengan sayapnya, sedangkan manusia
akan terbang dengan cita-citanya”. Disebutkan pula dalam syiirnya yaitu:
ﺍﻟﺠﺪ ﻳﺪﻧﻲ
ﻛﻞ ﺍﻣﺮ ﺷﺎﺳﻊ # ﻭﺍﻟﺠﺪﻳﻔﺘﺢ ﻛﻞ ﺑﺎﺏ ﻣﻐﻠﻖ
“Adapun kesungguhan akan membuat dekat suatu yang jauh, dan
dengan kesungguhan pula dapat membuka setiap pintu yang tertutup”
Syair tersebut sudah jelas membahas bahwasanya kesuksesan yang di dambakan tidak dapat digapai dengan rebahan, jangan pikir muda foya foya kelak masuk syurga, kesuksesan tak sebercanda itu . Jangan lupa berdoa sembari menjalankan protokol kesehatan, di rumah saja bukan berarti penjara untuk mengasah kemampuan kita, tetaplah produktif , dan belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan lagi, segera pulih Indonesiaku.
Oleh : Difla Afia_Divisi Bahasa Arab_dalam "Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Pandemi"_dengan judul asli Kesuksesan Tak Sebercanda Itu Bambang
Minggu, 27 September 2020
PROSPEK BERKEGIATAN MENJELAJAH NUSANTARA MELALUI LAYAR DIGITAL
Tepatnya akhir tahun 2019 ramai
menggegerkan dunia dengan merebaknya suatu Virus yang bernama (Novel Coronavirus 2019-nCoV) atau Covid
19 yang diduga awal mula kemunculannya dari negara Tirai Bambu di salah satu
kotanya yakni Kota Wuhan. Kemudian
menyebar di berbagai belahan dunia, dan di Indonesia sediri keadaan menjadi
darurat pada Maret 2020. Hal ini sangat meresahkan warga di seluruh penjuru
Tanah air, puluhan hingga ratusan orang terjangkit dan tertular virus ini, hal
ini selain merugikan warga tetapi juga merambat kepada perekonomian negara,
yang pada waktu itu belum tersedianya peralatan medis yang memadai untuk
menangani wabah ini, dan mengharuskan pemerintah melakukan impor peralatan
medis tersebut, yang tentunya tidak murah dikarenakan banyaknya negara yang
membutuhkan peralatan tersebut dalam jumlah besar. Begitu pula dengan keadaan
di Indonesia, aktivitas masyarakat sangat terganggu bahkan mengalami perubahan
yang signifikan, banyak warga yang di phk dari pekerjaannya, yang mengakibatkan
angka pengangguran melonjak drastis, dikarenakan merebaknya wabah ini
pemerintah menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk berdiam diri di rumah,
melakukan segala aktivitas di rumah, Pemerintah menutup berbagai tempat
keramaian seperti, Tempat Wisata, Mall/Supermarket, Kantor/Perusahaan, dan
tentunya dalam sektor dunia Pendidikan, bisa dilihat dengan di liburkannya
kegiatan belajar mengajar di Sekolah dan Perguruan Tinggi di Seluruh Tanah Air,
dan dengan waktu yang belum di tentukan. Hal tersebut kian membuat keadaan
kurang nyaman karena tentunya harus merubah sistem pembelajaran yang semula
tatap muka beralih ke sistem Daring online/ E-Learning, dimana sistem ini
membutuhkan beberapa fasilitas digital elektronik berupa Hp, Laptop dan juga
paket data. Sistem ini banyak menimbulkan pro kontra, mengingat daerah tempat
tinggal pelajar dan mahasiswa di Indonesia yang beragam, kota bahkan pelosok
desa, dan kapasitas jaringan seluler internet yang berbeda, dan belom juga
mahalnya paket data yang harus di beli setiap bulannya guna tetap mengikuti
kegiatan pembelajaran.
Hal tersebut merupakan problem di dunia
Pendidikan pada awal masa pandemi dan menjadi sebuah tantangan baru bagi
pemerintah khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dimana kasus ini
belum pernah di alami oleh pemerintahan sebelumnya, tetapi seiring bergantinya
waktu, pemerintah akhirnya telah menemukan sebuah solusi dari permasalahan
tersebut setelah melewati beberapa pertimbangan, kini pemerintah telah bekerja sama dengan beberapa operator
seluler, dan memberikan subsidi paket data belajar online secara gratis .kepada
siswa, mahasiswa, dan Pendidik per-bulannya, dengan demikian tentu akan sangat
membantu proses belajar mengajar menjadi semakin fokus tanpa adanya rasa
gelisah dan meringankan beban perekonomian. Setelah itu tentunya Pemerintah
mengharapkan kepada seluruh elemen Pendidikan baik siswa, mahasiswa dan tenaga
pendidik lainnya untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran Online ataupun
Daring tersebut dengan sebaik mungkin.
Selain menjadi tantangan bagi pemerintah hal ini juga menjadi tantangan bagi objek pendidikan terutama mahasiswa, mahasiswa yang merupakan objek tertinggi pendidikan setelah jenjang SMA, dimana mahasiswa yang terkenal dengan jiwa sosial dan intelektualnya yang tinggi, sebuah tantangan yang berat bagi mereka mahasiswa yang sudah terbiasa berinteraksi secara langsung dan bersosialisasi dengan jiwa aktivisnya, melihat keseharian mahasiswa dengan berbagai kegiatan dan kesibukan mereka dalam mengembangkan potensi dirinya, di samping belajar di dalam kelas tetapi juga mahasiswa yang aktif di berbagai kegiatan dan organisasi. Secara tiba-tiba dan tanpa aba-aba mereka di paksa untuk menghentikan segala interaksi dan kegiatan secara langsung, guna mendukung program Pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19. Tentu saja hal ini sangat mencengangkan, bahkan banyak menimbulkan keluh kesah, di antaranya mengenai persoalan keuangan kampus yang sempat mengakibatkan aksi demonstrasi antara aliansi mahasiswa dan pihak akademik yang di lakukan di beberapa universitas di Indonesia, dan dengan banyak proses pertimbangan, kemudian turun sebuah kebijakan dari pemerintah mengenai keringanan uang kuliah tunggal bagi mahasiswa yang terdampak Covid-19, dan permasalahan berangsur di tuntaskan oleh pemerintah, dan sekarang tinggal bagaimana cara kerja dan belajar mahasiswa pada masa pandemi ini, meski model pembelajaran masa pandemi ini tidak mudah, mengingat mahasiswa adalah Agent Of Change dan Social Control, tentu saja mahasiswa dengan berbagai jiwa kritis dan kreatif nya bisa memetik sisi positif dari pandemi ini yang mampu melahirkan keproduktifitasan dengan memanfaatkan sosial media semaksimal mungkin. Berbagai macam kegiatan besar dan perkuliahan mahasiswa pun telah dialihkan secara virtual melalui fasilitas digitas sosial media seperti, Zoom, Google Meeting, Google Classroom, You Tube dan sebagainya, tak hanya kegiatan perkuliahan, tetapi juga kegiatan mahasiswa aktivis organisai lainnya, bahkan acara yang berskala Seminar nasional dan event-event ke-mahasiswaan lainnya juga dilaksanakan secara Online. Mungkin jika dilihat sekilas dan dirasakan secara sepihak saja hal ini kurang efektif, tetapi jika hal ini di tanggapi oleh mahasiswa yang kritis, tentu bisa mengasilkan hal yang positif diantaranya adalah, semisal jika mengadakan Seminar secara offline atau tatap muka, tentu banyak hal seperti properti, sarana dan prasarana yang di butuhkan, dan terkadang juga terbatas oleh ruang dan waktu, tetapi sekarang setelah pandemi, pelaksanaan acara seminar tersebut bisa dilakukan melalui media sosial yang tentunya tidak membutuhkan properti saran dan prasana yang bermacam-macam, cukup dengan Hp atau Laptop dengan fasilitas paket data yang di subsidi oleh pemerintah, tentunya hal ini tidak memerlukan biaya lagi, dan lebih mudahnya lagi mahasiswa bisa mengikuti seminar dan event-event yang berskala nasioanal sampai international tanpa harus datang ke tempat terselenggaranya acara tersebut melainkan cukup di layar digital mereka, selain mendapatkan ilmu dan pengalaman, juga menambah relasi, tentunya dengan semakin banyaknya relasi yang dimiliki oleh mahasiswa, bisa menjadi suatu perantara menjelajah nusantara bahkan dunia, bertukar pengalaman bahkan berbagi ilmu yang belum dimiliki, dan juga akan mempermudah dalam segala hal yang berguna bagi pengembangan diri mahasiswa.
Berbicara mengenai karakteristik mahasiswa yang berbeda-beda di masa pandemi ini, apakah memberikan dampak bagi mereka yang memiliki jiwa introvert dan ekstrovert ?, tentu saja ini sangat membawa dampak yang beragam bagi mereka pribadi, seperti halnya mereka dengan jiwa introvert yang mungkin kesulitan bersosialisai di lingkungan kampus dan sekitar, tapi sekarang banyak dijumpai pada masa pandemi ini, mereka menjadi orang yang aktif dan produktif dengan ke-kreatifan mereka memanfaatkan sosial media, seperti yang semua orang ketahui, dan bagaimana dengan mereka yang ekstrovert ?, tentu saja mereka lebih berkembang dan memanfaatkan kemudahan yang di sediakan pada zaman sekarang dengan semakin majunya teknologi dan komunikasi untuk mengeksplor diri mereka. Bisa dilihat di beberapa halaman sosial media seperti You Tube, Instagram, Twitter, dan wajah baru yang sangat ramai terutama pada masa pandemi ini yaitu Tik Tok, mungkin banyak pandangangan orang-orang yang memandang sosial media tersebut hanya sebatas hiburan semata, tetapi hal ini berubah di tangan anak muda dan tentunya mahasiswa, dengan segala kemampuan mereka, kemampuan berkolaborasi dan kreatifitas mereka yang dituangkan dalam bentuk video yang berdurasi pendek, tidak dipungkiri banyak penggunanya adalah pelaku pendidikan dan banyak profesi lainnya yang berada didalamnya, selain mereka memakai sebagai hiburan mereka juga berbagi banyak ilmu dan pengalaman yang tentunya bermanfaat dan dengan background hiburan. Tentunya hal ini sangat menjadi daya tarik untuk lebih berinovasi bahkan sampai bisa menghasilkan rupiah. Sekilas bisa dilihat banyak mahasiswa yang aktif dalam sosial media tersebut dikarenakan mereka memanfaatkan waktu di rumah saja untuk tetap produktif, mereka membuat suatu konten pendidikan berupa pengalaman mereka masuk ke perguruan tinggi favorit, cara belajar mereka, dengan diselipkan hiburan di dalamnya, mereka juga memberikan tips-tips mengikuti ujian seleksi masuk perguruan tinggi secara cuma-cuma, dan tentu saja hal itu menuai respon positif dari adek-adek tingkat jenjang SMP dan SMA. Lebih hebatnya lagi banyak ditemui mahasiswa dari berbagai jurusan yang berkolaborasi membuat suatu wadah pendidikan yang mewadahi adek-adek jenjang SMA dalam bimbingan seputar Universitas dan kiat-kiat belajar, secara gratis tentunya melalui layar digital mereka. Disamping itu membuat mahasiswa lebih dikenal dengan perannya sebagai Direct Of Change dan Social Control, dan beberapa mahasiswa mendapat imbalan dari kolaborasi akademik dan kreatifitas video mereka, dengan direkrutnya mereka menjadi sponsor atau Brand Ambasador dari beberapa bimbingan belajar online yang terkenal seperti, Zenius, dengan sekelumit aktivitas di atas tentu hal ini sangat bisa disebut sebagai “Sisi Positif pada Masa Pandemi”, bukan berbahagia atas keadaan ini, tetapi mencoba menjadi orang yang selalu mengambil hikmah atas hal yang diberikan oleh Tuhannya.
Menjadi seorang Mahasiswa adalah suatu
kebanggaan dengan Almamaternya, tentunya dengan jiwa kritis dan sosialnya
mereka bisa memilih dan memilah mana yang bermanfaat dan berguna bagi diri
mereka, semua hal yang diciptakan di dunia termasuk teknologi mempunyai takaran
positif dan negatif semua tergantung bagaimana manusia mengolah dan
mengelolanya. Saat ini negara membutuhkan peran Mahasiswa yang aktif dan kritis
dalam mendukung program pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19, dengan
memberi pemahaman/Edukasi kepada masyarakat berdasarkan data-data dari
Pemerintah.
“ASAH POTENSI DIRI, JANGAN HANYA MENJADI AKTIVIS DI DALAM
KELAS, TETAPI PASIFIS DI LUAR KELAS”.
(SALAM ALMAMATER DAN HIDUP MAHASISWA INDONESIA)
Oleh : Ayu Rahayu_Divisi Bahasa Arab_dalam "Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Pandemi"
Minggu, 20 September 2020
KKN DR di Masa New Normal
Sejak awal Maret 2020, Indonesia digemparkan oleh virus yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Virus ini dinamakan dengan Virus Corona atau Covid-19. Hingga saat ini, pandemi Covid-19 masih menjadi bencana nasional seperti yang disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Mornado, bahwasannya status darurat bencana akibat Covid-19 masih berlangsung selama berlakunya Keppres Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional. Terlebih dapat kita ketahui bahwa korban positif Corona terus meningkat setiap harinya.
Sekarang ini, masing-masing daerah masih mengambil langkah untuk menyesuaikan dengan tatanan hidup baru atau yang sering kita sebut dengan New Normal. Dengan kondisi ini, kita mulai berdamai dengan Corona. Kebijakan New Normal dicanangkan oleh pemerintah Indonesia agar kita senantiasa membiasakan pola hidup yang sehat setiap harinya, yaitu menjalankan kehidupan sehari-hari dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Seiring dengan berjalannya New Normal, dunia pendidikan pun mulai menjadi pusat perhatian setiap orang, dimana kegiatan-kegiatan di dalamnya berjalan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ada yang mulai produktif dalam penyesuaian diri dan ada pula yang merasa terpuruk dengan keadaan yang ada. Salah satunya yang terjadi di dalam dunia perkuliahan. Mahasiswa harus aktif dalam melaksanakan kegiatannya secara virtual atau online, seperti PPL dan KKN yang dilakukan di IAIN Jember.
Sesuai dengan Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
713/4/2020 tentang pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat. Maka pelaksanaan
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun akademik 2019/2020 sebagaimana
keputusan pimpinan dan pejabat IAIN Jember akan diselenggarakan selama dua
kali, yaitu semester ganji dan semester genap. Dalam hal ini, KKN dilaksanakan
dari rumah masing-masing mahasiswa dan para mahasiswa dibagi menjadi beberapa
kelompok yang terdiri dari 15 siswa dari lintas Program Studi. Adapun platform
media sosial yang digunakan adalah Facebook, Instagram, dan YouTube.
Menurut
beberapa mahasiswa yang menjalankan KKN, mereka memiliki problematika selama
New Normal ini. Seperti yang dikatakan oleh salah satu mahasiswi IAIN Jember,
Septy Anggun Wiranda, bahwasannya ia terkendala signal dan kesulitan mencari
teman untuk melaksanakan KKN bersama dikarenakan di sekitar rumahnya hanya ia
yang melaksanakan KKN. Menurutnya, ia belum bisa beradaptasi dengan new normal
ini karena belum terbiasa dan memang lebih efektif jika KKN dilakukan secara
offline.
Selanjutnya, ada pula mahasiswa yang sudah dapat beradaptasi dengan
kondisi seperti saat ini. Para mahasiswa berlomba-lomba mencari ide kreatif
untuk kegiatan KKN mereka agar dapat terlaksana dengan baik meskipun pendemi
Covid-19 masih menghantui masyarakat. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan
oleh Nur Alizah, mahasiswi IAIN Jember, bahwasannya selama kondisi New Normal
ini ia lebih memliki kebiasaan menjaga kebersihan. Untuk kegiatan KKN pun
menjadi mudah baginya karena cukup dari rumah dan lebih menghemat waktu serta
tenaganya. Meskipun selama pandemi ini ia tidak bisa berbaur dengan
teman-temannya sehingga merasa sendiri, lebih banyak pengeluaran untuk membeli
kuota internet dan terkadang penyampaian info melalui media masih belum jelas
baginya. Dari keseluruhan, ia terus berusaha menyesuaikan diri dengan masa New
Normal sekarang ini.
Selama New Normal,
tentu para mahasiswa tetap mengikuti aturan pemerintah dan protokol kesehatan.
Lebih lanjut, kebersihan menjadi budaya mereka saat ini. Dengan mengajak orang
lain untuk hidup sehat, tentu hal itu untuk mengingatkan diri mereka sendiri.
Dapat dikatakan bahwa para mahasiswa ini menjadi motivator bagi para masyarakat, baik dari golongan muda
hingga golongan tua. Hal-hal baik yang mereka lakukan menjadi salah satu
penghambat penyebaran Covid-19 dan mengurangi kegelisahan akibat
pandemi yang terjadi
beberapa bulan belakangan ini.
Kegiatan-kegiatan KKN yang dilakukan mahasiswa ketika New Normal tidak lepas dari Covid-19, seperti membagikan masker kepada orang-orang yang berjualan di pinggir jalan dan masyarakat sekitar. Infografik yang diupload dalam media sosial para mahasiswa juga berisi tentang perilaku yang harus kita lakukan untuk menjalani New Normal ini. Mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga kebersihan diri kerap mereka paparkan dalam media sosialnya.
Selain melalui media sosial, kegiatan KKN terjun langsung di lingkungan
sekitar juga dilakukan para mahasiswa. Mereka mengamalkan ilmu yang mereka
miliki kepada anak-anak kecil di sekitar rumahnya. Mereka mengeluarkan ide-ide
kreatif untuk mengisi tatanan kehidupan baru (New Normal) yang bersamaan dengan
kemerdekaan RI yang ke-75 tahun. Berbagai macam lomba untuk anak-anak mereka
adakan untuk membangkitkan semangat generasi muda melalui hal-hal kecil,
seperti lomba bermain layang-layang, lomba makan kerupuk, lomba balap karung,
dan lain-lain. Senam untuk para ibu-ibu juga menjadi salah satu kegiatan yang
dilakukan mahasiswa dalam kegiatan KKN mereka.
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa selama masa New Normal ini, mahasiswa sudah berusaha
menjalaninya secara optimal, mahasiswa IAIN Jember khususnya. Dalam setiap
situasi tentu memiliki dampak positif dan dampak negatif, sama halnya ketika
pandemi Covid-19 ini yang bisa memberikan dampak positif dan dampak negatif
bagi kita semua. Pendemi Covid-19 yang masih menjadi momok masyarakat ternyata
membawa semangat baru terutama dalam
hal menjaga kebersihan dan kesehatan. Bagi para mahasiswa, New Normal ini dapat
mereka jadikan wadah untuk menghasilkan karya-karya atau kegiatan yang dapat
bermanfaat untuk semua orang. Terlebih, para mahasiswa yang menjalani KKN juga
tetap semangat dan berusaha secara optimal demi berlangsungnya kegiatan yang mereka jalani
pada masa New Normal sekarang
ini.
by : Ervinna Damayanti_Divisi Tilawah
Minggu, 24 Mei 2020
TETAP RAYAKAN ULANG TAHUN DI TENGAH PANDEMI COVID. ICIS IAIN JEMBER TAK MUNGKIN ACUHKAN MILADNYA.
Kisah Sukses di Balik Acara Ma'rifah Jilid VIII, Tidak Hanya Untuk Menang Tapi Juga Tentang Belajar dan Terus Berkembang
Sukses opening Ma'rifah Jilid VIII di gelar, enam hari setelahnya perlombaan Ma'rifah Jilid VIII di laksanakan pada tanggal 17 Novem...
-
Sabtu, 02 Maret 2024 ICIS UIN KHAS JEMBER kembali mengisi kemeriahan kampus tercinta. ICIS UIN KHAS mengadakan agenda tahunan mereka, yakni ...
-
Institute of Culture and Islamic Studies (ICIS) UIN KHAS Jember menggelar Training Of Organizer and Leadership Skill (TOOLS) dan Buka Bersam...
-
ICIS UIN KHAS JEMBER kembali merayakan ulang tahun yang ke-16 sekaligus melaksanakan kegiatan tahunan ICIS, MATARAM (Masa Ta’aruf dan Mahabb...