Kamis, 31 Desember 2020

  2020, tidak terasa hari ini adalah hari ke-366 di tahun 2020. Ya, hari ini adalah penghujung 2020. Bila mengingat kembali bagaimana perjalanan di tahun ini. Maka bagi setiap orang, tentu memiliki ceritanya masing-masing. Dalam setiap perjalanan, tentu ada lika-liku, kerikil-kerikil, yang selalu memberi makna. Mengarahkan diri, untuk selalu belajar dari pengalaman. Tetapi sepertinya, di tahun 2020 ini ada suatu hal yang tampaknya dapat dimengerti dan dirasakan oleh semua orang, oleh banyak kalangan. Ya, kedatangan sebuah virus di awal tahun yang begitu mengejutkan. Tidak hanya datang begitu saja, melainkan juga dengan dampak-dampaknya yang begitu besar dan tidak terpikirkan sebelumnya.

Minggu, 27 Desember 2020

Edisi Desember 4

Biarkan yang sudah menghilang menjadi kenangan yang tak terlupakan untuk pembelajaran di masa akan datang

Salam_Prestasi💚💛

Jumat, 18 Desember 2020

Edisi Desember 3

 Cintailah apa yang seharusnya kau cintai bukan malah dendam dan memusuhi

Salam_Prestasi💚💛


Sabtu, 12 Desember 2020

Edisi Desember 2

Bersyukur baru bahagia, bukan menunggu bahagia lalu bersyukur. Karena Allah bukan memaksa, tapi diminta 

Salam_Prestasi💚💛

Jumat, 04 Desember 2020

Edisi Desember 1

Kehidupan memanglah tak seindah drama yang ditayangkan, kehidupan  memanglah tak sesuai apa yang kita fikirkan. Namun, dari sinilah kita paham bahwa kehidupan bukan untuk mencari kebahagiaan dan menyesali kesedihan, hanya menikmati proses yang sudah ditentukan Tuhan untuk bersyukur atas  apa yang sudah diberikan. 

Salam_Prestasi💚💛

Kamis, 03 Desember 2020

PEMUNGKAS NOVEMBER 2020, ICIS BORONG JUARA!!

    
Raih Juara Dalam Berbagai Perlombaan

    Alhamdulillahirobbil 'alamin, ICIS kembali menambah daftar prestasi. Ya, dalam beberapa perlombaan yang diikuti pada Bulan November lalu, anggota ICIS berhasil menambah daftar prestasi dengan meraih juara dalam lomba-lomba yang diadakan tersebut. Langsung aja yaa, berikut adalah daftarnya:

Jumat, 27 November 2020

Edisi November 4

Berproses dalam kehidupan memanglah tidak mudah, banyak hal yang tak mampu kita sadari, tak sesuai ekspektasi. Namun, itu semua akan berarti dalam masa depan nanti.

Salam_Prestasi💚💛

Hari Guru Nasional 2020, Hari Guru di Tengah Pandemi

    
Peringatan Hari Guru Nasional 2020

    Beberapa hari yang lalu, yaitu pada tanggal 25 November adalah diperingatinya Hari Guru Nasional. Sebagai penghormatan kepada guru, pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994, menetapkan tanggal 25 November selain sebagai HUT PGRI juga sebagai Hari Guru Nasional. Namun tidak seperti biasanya, peringatan Hari Guru Nasional pada tahun 2020 ini terasa berbeda. Peringatan Hari Guru Nasional kali ini diperingati di tengah-tengah masa Pandemi Covid-19.  Semenjak wabah Covid-19 merebak di penjuru negeri, maka semua sektor atau bidang merasakan dampaknya. Tak terkecuali, pada bidang pendidikan. Pandemi seolah memberi perubahan 180° terhadap bagaimana terjadinya proses pembelajaran.

Sabtu, 03 Oktober 2020

Hargailah Waktu Maka Kita akan Memahaminya, Jangan Biarkan Waktu Berlalu Tanpa Arti

Virus yang mulai mewabah pada tanggal 31 Desember 2019 di Kota Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok, saat ini menyebar hampir ke seluruh dunia dengan sangat cepat. Sehingga WHO atau sering kita dengar dengan organisasi kesehatan dunia pada tanggal 11 Maret 2020 menetapkan wabah ini sebagai pandemi global, virus ini sudah menyebar ke sejumlah negara termasuk Indonesia, dan Indonesia termasuk urutan ke-22 negara di Asia yang Terpapar Kasus Virus Corona (COVID-19), sebagai pandemi yang berdampak di berbagai sektor termasuk pendidikan.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan baru untuk memerangi virus ini. Kebijakan-kebijakan tersebut di antaranya adalah menteri pendidikan dan kebudayaan RI, Nadiem Anwar makarim telah mengeluarkan beberapa kebijakan untuk mengatur kegiatan pembelajaran ditengah pandemi hal tersebut dikeluarkan melalui surat edaran nomer 4 tahun 2020, yaitu tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (COVID-19) perihal pembelajaran secara daring dan bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan COVID 19 bagi guru dan bagi siswa untuk semua jenjang di seluruh Indonesia.

Terhitung sejak 16 maret 2020 hampir semua sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia menerapkan sistem belajar di rumah, pihak lembaga meniadakan semua kegiatan yang bersifat tatap muka, baik belajar mengajar ataupun proker dan kegiatan lainnya. Keputusaan yang begitu cepat dan dilakukan secara dadakan ini memberikan berbagai dampak, mulai dari ketidaksiapan lembaga dalam menyediakan program daring hingga ketidak pahaman peserta didik karena kurangnya sosialisasi.

Tak jarang pada saat ada mata kuliah memang banyak mahasiswa yang mengikuti kuliah, namun hanya beberapa mata yang fokus kepada pemateri, hanya beberapa telinga yang mendengarkan penjelasan dan nasehatnya, dan hanya beberapa otak yang berfikir. Lalu apa kabar dengan sistem daring? Pembelajaran daring dilakukan bukan lagi sebagai pengganti kuliah tatap muka,bukan sekedar penunjang melainkan pembelajaran yang dilakukan sepenuhnya menggunakan fasilitas daring sehingga diperlukan upaya untuk mensinkronkan antara harapan pemerintah, guru, peserta didik,dan orangtua agar tujuan pembelajaran tetap tercapai meskipun sepenuhnya dilaksanakan dengan sistem daring.sa digunakan biasanya zoom, google class, google meet, teams, dsb.

Seorang perdana mentri perempuan pertama di inggris pernah mengatakan watch your thoughts for they become words, watch your words for they become your action,watch actions for they become your habits, watch your habits for they become your character, watch your character for they become your destiny in other words what you think in your become”. Perhatikan apa yang dipikirkan, karena hal itu akan keluar menjadi ucapan, menjadi kata kata, perhatikan apa yang diucapkan karena itu akan menjadi tindakan, perhatikan apa yang di lakukan karena ketika itu diulang ulang, kemudian akan menjadi kebiasan, perhatikan bagaimana kebiasaan mulai dari mata terbuka sampai tertutup lagi karena hal itu akan menjadi karakter, perhatikan bagaimana karakter selama ini karena demikianlah akan menjadi takdir. 

Pertanyaan nya selama masa pandemi ini, mindset atau pola pikirnya diisi dengan nutrisi apa? apa yang selama ini dibaca? apa yang dipelajari? Apa yang diserap setiap harinya? Bagaimana arah kebiasaan yang dilakukan dirumah selama ini? Sekeras apa doa yang dipanjatkan? Sejauh mana langkah untuk mencapai cita cita? Sudahkah menggunakan kuota dengan baik dan benar?

Semua butuh doa, proses, dan waktu yang diiringi rasa suka duka, tangis, kecewa, bahkan air mata, dan rasa ingin menyerah tanpa berfikir perjuangan yang telah dilewati. Cukup ketidakpastian tentang kapan pandemi akan berakhir, mimpimu jangan. Pandemi layaknya buku tebal, buram ketika dibaca, di penuhi dengan diksi diksi yang sulit di cerna, namun tetap harus dibaca dan dipahami oleh pembaca.

Belakangan ini sudah tak asing lagi bagi kita maraknya celetukan keluh kesah mahasiswa di media sosial dengan gaya bahasa kekinian nya seperti “aghhh, mager bet si gini aja terus”, “moodboster ku auto ilang gegara corona” , “damagenya gaada akhlak”, dan masih banyak lagi keluh kesah yang amat sangat tidak bermanfaat lain nya, alangkah lebih baik nya ponsel tersebut digunakan untuk hal positif, misalnya membuat konten kreatif yang dapat menambah wawasan penonton bahkan dapat menghasilkan pundi pundi rupiah, bukan berlomba lomba meraih skin, hero mobile lagend, apalagi nonton drama korea hingga lupa waktu.

Tak jarang sebagian dari kaum mahasisawa bosan dengan kehidupan yang monoton, terdiam tanpa arah bahkan hanya rebahan sembari bermain ponsel, tanpa sadar kita sudah membuang ribuan detik untuk hal yang unfaedah, Sebagai kaum intelektual yang dikenal dengan julukan “Mahasiswa” tidak sepantasnya bersikap seperti itu. Apalagi mengingat usia yang mulai beranjak dari belasan menuju puluhan. Di mana pada masa tersebut akan banyak tanggung jawab yang harus di pikul, ada mimpi yang harus terealisasi, dan yang paling penting ada orang yang harus kita banggakan.

Sebagai agent of analisis, agent of change, agent of control merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk lebih mencintai diri sendiri, lebih menghargai waktu, dan selalu mengevaluasi diri. Kita adalah pemimpin paradigma diri sendiri, berhentilah beralasan karena corona aku bermalas malasan, karena dirumah saja aku malas menambah wawasan dan relasi, berhentilah dalam kegabutan yang tak membawa memanfaatan.

Kaum intelektual harus berperan aktif dalam memutar otak, mengatur strategi untuk tetap melakukan hal positif selama pandemi. Misalnya, dari kebiasaan ngumpul untuk ghibah, kita jadi punya waktu untuk ngobrol buat masa depan, dari ngumpul di cafe sekedar mencari hiburan dan menghabiskan uang jajan, kita bisa punya banyak waktu dengan keluarga, yang terbiasa sibuk dengan hiruk pikuk menanggapi apa kata orang lain, kita bisa punya waktu untuk sibuk kepada diri sendiri dan belajar menjadi diri sendiri, dari yang malas untu tahajud dengan beralasan sibuk fullday di kampus, kita bisa lebih pandai mengatur waktu untuk tahajud di sepertiga malam.

Semua sudah diatur oleh Allah, semua pasti ada hikmahnya sebagaimana firman nya pada surah Ali Imron(3):191 yakni

ﺭﺑﻨﺎ ﻣﺎ ﺣﻠﻘﺖ ﻫﺬﺍ ﺑﺎﻃﻼ

“ Engkau (Allah) tidak menciptakan sesuatu dengan sia sia “

Jangan sampai pandemi berlau tanpa adanya target yang dituju dan hari hari hanya dilalui dengan merebahkan diri, Tetaplah fokus dengan menjadikan semua keadaan adalah belajar dan pembelajaran, tiap tempat adalah kelas, tiap orang yang ditemui adalah guru, tiap yang dipegang adalah pena, dan tiap yang dilihat adalah buku.

Kiasan yang terkandung di balik salah satu bait syair Alfiyah Ibnu Malik yang dapat di pelajari yaitu :

ﻭﻛﻞ ﻭﻗﺖ ﻗﺎﺑﻞ ﺫﺍﻙ ﻣﺎ   #   ﻳﻘﺒﻠﻪ ﺍﻟﻤﻜﺎﻥ ﺇﻻ ﻣﺒﻬﻤﺎ

Hargailah waktu maka kita akan memahaminya, jangan biarkan waktu berlalu tanpa arti

Dikutip dari kitab ta'lim al muta'allim karangan Syeikh az zarnuji disebutkan bahwasanya “Manusia harus memiliki cita-cita yang tinggi dalam menuntut ilmu,layaknya sayap burung terbang dengan sayapnya, sedangkan manusia akan terbang dengan cita-citanya”. Disebutkan pula dalam syiirnya yaitu:

ﺍﻟﺠﺪ ﻳﺪﻧﻲ ﻛﻞ ﺍﻣﺮ ﺷﺎﺳﻊ   #     ﻭﺍﻟﺠﺪﻳﻔﺘﺢ ﻛﻞ ﺑﺎﺏ ﻣﻐﻠﻖ

Adapun kesungguhan akan membuat dekat suatu yang jauh, dan dengan kesungguhan pula dapat membuka setiap pintu yang tertutup

Syair tersebut sudah jelas membahas bahwasanya kesuksesan yang di dambakan tidak dapat digapai dengan rebahan, jangan pikir muda foya foya kelak masuk syurga, kesuksesan tak sebercanda itu . Jangan lupa berdoa sembari menjalankan protokol kesehatan, di rumah saja bukan berarti penjara untuk mengasah kemampuan kita, tetaplah produktif , dan belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan lagi, segera pulih Indonesiaku.


Oleh : Difla Afia_Divisi Bahasa Arab_dalam "Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Pandemi"_dengan judul asli Kesuksesan Tak Sebercanda Itu Bambang

Minggu, 27 September 2020

PROSPEK BERKEGIATAN MENJELAJAH NUSANTARA MELALUI LAYAR DIGITAL

Tepatnya akhir tahun 2019 ramai menggegerkan dunia dengan merebaknya suatu Virus yang bernama (Novel Coronavirus 2019-nCoV) atau Covid 19 yang diduga awal mula kemunculannya dari negara Tirai Bambu di salah satu kotanya yakni Kota  Wuhan. Kemudian menyebar di berbagai belahan dunia, dan di Indonesia sediri keadaan menjadi darurat pada Maret 2020. Hal ini sangat meresahkan warga di seluruh penjuru Tanah air, puluhan hingga ratusan orang terjangkit dan tertular virus ini, hal ini selain merugikan warga tetapi juga merambat kepada perekonomian negara, yang pada waktu itu belum tersedianya peralatan medis yang memadai untuk menangani wabah ini, dan mengharuskan pemerintah melakukan impor peralatan medis tersebut, yang tentunya tidak murah dikarenakan banyaknya negara yang membutuhkan peralatan tersebut dalam jumlah besar. Begitu pula dengan keadaan di Indonesia, aktivitas masyarakat sangat terganggu bahkan mengalami perubahan yang signifikan, banyak warga yang di phk dari pekerjaannya, yang mengakibatkan angka pengangguran melonjak drastis, dikarenakan merebaknya wabah ini pemerintah menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk berdiam diri di rumah, melakukan segala aktivitas di rumah, Pemerintah menutup berbagai tempat keramaian seperti, Tempat Wisata, Mall/Supermarket, Kantor/Perusahaan, dan tentunya dalam sektor dunia Pendidikan, bisa dilihat dengan di liburkannya kegiatan belajar mengajar di Sekolah dan Perguruan Tinggi di Seluruh Tanah Air, dan dengan waktu yang belum di tentukan. Hal tersebut kian membuat keadaan kurang nyaman karena tentunya harus merubah sistem pembelajaran yang semula tatap muka beralih ke sistem Daring online/ E-Learning, dimana sistem ini membutuhkan beberapa fasilitas digital elektronik berupa Hp, Laptop dan juga paket data. Sistem ini banyak menimbulkan pro kontra, mengingat daerah tempat tinggal pelajar dan mahasiswa di Indonesia yang beragam, kota bahkan pelosok desa, dan kapasitas jaringan seluler internet yang berbeda, dan belom juga mahalnya paket data yang harus di beli setiap bulannya guna tetap mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hal tersebut merupakan problem di dunia Pendidikan pada awal masa pandemi dan menjadi sebuah tantangan baru bagi pemerintah khususnya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dimana kasus ini belum pernah di alami oleh pemerintahan sebelumnya, tetapi seiring bergantinya waktu, pemerintah akhirnya telah menemukan sebuah solusi dari permasalahan tersebut setelah melewati beberapa pertimbangan, kini pemerintah  telah bekerja sama dengan beberapa operator seluler, dan memberikan subsidi paket data belajar online secara gratis .kepada siswa, mahasiswa, dan Pendidik per-bulannya, dengan demikian tentu akan sangat membantu proses belajar mengajar menjadi semakin fokus tanpa adanya rasa gelisah dan meringankan beban perekonomian. Setelah itu tentunya Pemerintah mengharapkan kepada seluruh elemen Pendidikan baik siswa, mahasiswa dan tenaga pendidik lainnya untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran Online ataupun Daring tersebut dengan sebaik mungkin.

Selain menjadi tantangan bagi pemerintah hal ini juga menjadi tantangan bagi objek pendidikan terutama mahasiswa, mahasiswa yang merupakan objek tertinggi pendidikan setelah jenjang SMA, dimana mahasiswa yang terkenal dengan jiwa sosial dan intelektualnya yang tinggi, sebuah tantangan yang berat bagi mereka mahasiswa yang sudah terbiasa berinteraksi secara langsung dan bersosialisasi dengan jiwa aktivisnya, melihat keseharian mahasiswa dengan berbagai kegiatan dan kesibukan mereka dalam mengembangkan potensi dirinya, di samping belajar di dalam kelas tetapi juga mahasiswa yang aktif di berbagai kegiatan dan organisasi. Secara tiba-tiba dan tanpa aba-aba mereka di paksa untuk menghentikan segala interaksi dan kegiatan secara langsung, guna mendukung program Pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19. Tentu saja hal ini  sangat mencengangkan, bahkan banyak menimbulkan keluh kesah, di antaranya mengenai persoalan keuangan kampus yang sempat mengakibatkan aksi demonstrasi antara aliansi mahasiswa dan pihak akademik yang di lakukan di beberapa universitas di Indonesia, dan dengan banyak proses pertimbangan, kemudian turun sebuah kebijakan dari pemerintah mengenai  keringanan uang kuliah tunggal bagi mahasiswa yang terdampak Covid-19, dan  permasalahan berangsur di tuntaskan oleh pemerintah, dan sekarang tinggal bagaimana cara kerja dan belajar mahasiswa pada masa pandemi ini, meski model pembelajaran masa pandemi ini tidak mudah, mengingat mahasiswa adalah Agent Of Change dan Social Control, tentu saja mahasiswa dengan berbagai jiwa kritis dan kreatif nya bisa memetik sisi positif dari pandemi ini yang mampu melahirkan keproduktifitasan dengan memanfaatkan sosial media semaksimal mungkin. Berbagai macam kegiatan besar dan perkuliahan mahasiswa pun telah dialihkan secara virtual melalui fasilitas digitas sosial media seperti, Zoom, Google Meeting, Google Classroom, You Tube dan sebagainya, tak hanya kegiatan perkuliahan, tetapi juga kegiatan mahasiswa aktivis organisai lainnya, bahkan acara yang berskala Seminar nasional dan event-event ke-mahasiswaan lainnya juga dilaksanakan secara Online. Mungkin jika dilihat sekilas dan dirasakan secara sepihak saja hal ini kurang efektif, tetapi jika hal ini di tanggapi oleh mahasiswa yang kritis, tentu bisa mengasilkan hal yang positif diantaranya adalah, semisal jika mengadakan Seminar secara offline atau tatap muka, tentu banyak hal seperti properti, sarana dan prasarana yang di butuhkan, dan terkadang juga terbatas oleh ruang dan waktu, tetapi sekarang setelah pandemi, pelaksanaan acara seminar tersebut bisa dilakukan melalui media sosial yang tentunya tidak membutuhkan properti saran dan prasana yang bermacam-macam, cukup dengan Hp atau Laptop dengan fasilitas paket data yang di subsidi oleh pemerintah, tentunya hal ini tidak memerlukan biaya lagi, dan lebih mudahnya lagi mahasiswa bisa mengikuti seminar dan event-event yang berskala nasioanal sampai international tanpa harus datang ke tempat terselenggaranya acara tersebut melainkan cukup di layar digital mereka, selain mendapatkan ilmu dan pengalaman, juga menambah relasi, tentunya dengan semakin banyaknya relasi yang dimiliki oleh mahasiswa, bisa menjadi suatu perantara menjelajah nusantara bahkan dunia, bertukar pengalaman bahkan berbagi ilmu  yang belum dimiliki, dan juga akan mempermudah dalam segala hal yang berguna bagi pengembangan diri mahasiswa.

Berbicara mengenai karakteristik mahasiswa yang berbeda-beda di masa pandemi ini, apakah memberikan dampak bagi mereka yang memiliki jiwa introvert dan ekstrovert ?, tentu saja ini sangat membawa dampak yang beragam bagi mereka pribadi, seperti halnya mereka dengan jiwa introvert yang mungkin kesulitan bersosialisai di lingkungan kampus dan sekitar, tapi sekarang banyak dijumpai pada masa pandemi ini, mereka menjadi orang yang aktif dan produktif dengan ke-kreatifan mereka memanfaatkan sosial media, seperti yang semua orang ketahui, dan bagaimana dengan mereka yang ekstrovert ?, tentu saja mereka lebih berkembang dan memanfaatkan kemudahan yang di sediakan pada zaman sekarang dengan semakin majunya teknologi dan komunikasi untuk mengeksplor diri mereka. Bisa dilihat di beberapa halaman sosial media seperti You Tube, Instagram, Twitter, dan wajah baru yang sangat ramai terutama pada masa pandemi ini yaitu Tik Tok, mungkin banyak pandangangan orang-orang yang memandang sosial media tersebut hanya sebatas hiburan semata, tetapi hal ini berubah di tangan anak muda dan tentunya mahasiswa, dengan segala kemampuan mereka, kemampuan berkolaborasi dan kreatifitas mereka yang dituangkan dalam bentuk video yang berdurasi pendek, tidak dipungkiri banyak penggunanya adalah  pelaku pendidikan dan banyak profesi lainnya yang berada didalamnya, selain mereka memakai sebagai hiburan mereka juga berbagi banyak ilmu dan pengalaman yang tentunya bermanfaat dan dengan background hiburan. Tentunya hal ini sangat menjadi daya tarik untuk lebih berinovasi bahkan sampai bisa menghasilkan rupiah. Sekilas bisa dilihat banyak mahasiswa yang aktif dalam sosial media tersebut dikarenakan mereka memanfaatkan waktu di rumah saja untuk tetap produktif, mereka membuat suatu konten pendidikan berupa pengalaman mereka masuk ke perguruan tinggi favorit, cara belajar mereka, dengan diselipkan hiburan di dalamnya, mereka juga memberikan tips-tips mengikuti ujian seleksi masuk perguruan tinggi secara cuma-cuma, dan tentu saja hal itu menuai respon positif dari adek-adek tingkat jenjang SMP dan SMA. Lebih hebatnya lagi banyak ditemui mahasiswa dari berbagai jurusan yang berkolaborasi membuat suatu wadah pendidikan yang mewadahi adek-adek jenjang SMA dalam bimbingan seputar Universitas dan kiat-kiat belajar, secara gratis tentunya melalui layar digital mereka. Disamping itu membuat mahasiswa lebih dikenal dengan perannya sebagai Direct Of Change dan Social Control, dan beberapa mahasiswa mendapat imbalan dari kolaborasi akademik dan kreatifitas video mereka, dengan direkrutnya mereka menjadi sponsor atau Brand Ambasador dari beberapa bimbingan belajar online yang terkenal seperti, Zenius, dengan sekelumit aktivitas di atas tentu hal ini sangat bisa disebut sebagai “Sisi Positif pada Masa Pandemi”, bukan berbahagia atas keadaan ini, tetapi mencoba menjadi orang yang selalu mengambil hikmah atas hal yang diberikan oleh Tuhannya.

Menjadi seorang Mahasiswa adalah suatu kebanggaan dengan Almamaternya, tentunya dengan jiwa kritis dan sosialnya mereka bisa memilih dan memilah mana yang bermanfaat dan berguna bagi diri mereka, semua hal yang diciptakan di dunia termasuk teknologi mempunyai takaran positif dan negatif semua tergantung bagaimana manusia mengolah dan mengelolanya. Saat ini negara membutuhkan peran Mahasiswa yang aktif dan kritis dalam mendukung program pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19, dengan memberi pemahaman/Edukasi kepada masyarakat berdasarkan data-data dari Pemerintah.

“ASAH POTENSI DIRI, JANGAN HANYA MENJADI AKTIVIS DI DALAM KELAS, TETAPI PASIFIS DI LUAR KELAS”.

(SALAM ALMAMATER DAN HIDUP MAHASISWA INDONESIA)



Oleh : Ayu Rahayu_Divisi Bahasa Arab_dalam "Optimalisasi Peran Mahasiswa dalam Menghadapi Pandemi"

Minggu, 20 September 2020

KKN DR di Masa New Normal

   Sejak awal Maret 2020, Indonesia digemparkan oleh virus yang pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina pada akhir Desember 2019. Virus ini dinamakan dengan Virus Corona atau Covid-19. Hingga saat ini, pandemi Covid-19 masih menjadi bencana nasional seperti yang disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Mornado, bahwasannya status darurat bencana akibat Covid-19 masih berlangsung selama berlakunya Keppres Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Nonalam Penyebaran Covid-19 sebagai Bencana Nasional. Terlebih dapat kita ketahui bahwa korban positif Corona terus meningkat setiap harinya.

Sekarang ini, masing-masing daerah masih mengambil langkah untuk menyesuaikan dengan tatanan hidup baru atau yang sering kita sebut dengan New Normal. Dengan kondisi ini, kita mulai berdamai dengan Corona. Kebijakan New Normal dicanangkan oleh pemerintah Indonesia agar kita senantiasa membiasakan pola hidup yang sehat setiap harinya, yaitu menjalankan kehidupan sehari-hari dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Seiring dengan berjalannya New Normal, dunia pendidikan pun mulai menjadi pusat perhatian setiap orang, dimana kegiatan-kegiatan di dalamnya berjalan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ada yang mulai produktif dalam penyesuaian diri dan ada pula yang merasa terpuruk dengan keadaan yang ada. Salah satunya yang terjadi di dalam dunia perkuliahan. Mahasiswa harus aktif dalam melaksanakan kegiatannya secara virtual atau online, seperti PPL dan KKN yang dilakukan di IAIN Jember.

Sesuai dengan Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 713/4/2020 tentang pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat. Maka pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tahun akademik 2019/2020 sebagaimana keputusan pimpinan dan pejabat IAIN Jember akan diselenggarakan selama dua kali, yaitu semester ganji dan semester genap. Dalam hal ini, KKN dilaksanakan dari rumah masing-masing mahasiswa dan para mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 15 siswa dari lintas Program Studi. Adapun platform media sosial yang digunakan adalah Facebook, Instagram, dan YouTube.


Menurut beberapa mahasiswa yang menjalankan KKN, mereka memiliki problematika selama New Normal ini. Seperti yang dikatakan oleh salah satu mahasiswi IAIN Jember, Septy Anggun Wiranda, bahwasannya ia terkendala signal dan kesulitan mencari teman untuk melaksanakan KKN bersama dikarenakan di sekitar rumahnya hanya ia yang melaksanakan KKN. Menurutnya, ia belum bisa beradaptasi dengan new normal ini karena belum terbiasa dan memang lebih efektif jika KKN dilakukan secara offline.

Selanjutnya, ada pula mahasiswa yang sudah dapat beradaptasi dengan kondisi seperti saat ini. Para mahasiswa berlomba-lomba mencari ide kreatif untuk kegiatan KKN mereka agar dapat terlaksana dengan baik meskipun pendemi Covid-19 masih menghantui masyarakat. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Nur Alizah, mahasiswi IAIN Jember, bahwasannya selama kondisi New Normal ini ia lebih memliki kebiasaan menjaga kebersihan. Untuk kegiatan KKN pun menjadi mudah baginya karena cukup dari rumah dan lebih menghemat waktu serta tenaganya. Meskipun selama pandemi ini ia tidak bisa berbaur dengan teman-temannya sehingga merasa sendiri, lebih banyak pengeluaran untuk membeli kuota internet dan terkadang penyampaian info melalui media masih belum jelas baginya. Dari keseluruhan, ia terus berusaha menyesuaikan diri dengan masa New Normal sekarang ini.

Selama New Normal, tentu para mahasiswa tetap mengikuti aturan pemerintah dan protokol kesehatan. Lebih lanjut, kebersihan menjadi budaya mereka saat ini. Dengan mengajak orang lain untuk hidup sehat, tentu hal itu untuk mengingatkan diri mereka sendiri. Dapat dikatakan bahwa para mahasiswa ini menjadi motivator bagi para masyarakat, baik dari golongan muda hingga golongan tua. Hal-hal baik yang mereka lakukan menjadi salah satu penghambat penyebaran Covid-19 dan mengurangi kegelisahan akibat pandemi yang terjadi beberapa bulan belakangan ini.

Kegiatan-kegiatan KKN yang dilakukan mahasiswa ketika New Normal tidak lepas dari Covid-19, seperti membagikan masker kepada orang-orang yang berjualan di pinggir jalan dan masyarakat sekitar. Infografik yang diupload dalam media sosial para mahasiswa juga berisi tentang perilaku yang harus kita lakukan untuk menjalani New Normal ini. Mencuci tangan, menggunakan masker, dan menjaga kebersihan diri kerap mereka paparkan dalam media sosialnya.

Selain melalui media sosial, kegiatan KKN terjun langsung di lingkungan sekitar juga dilakukan para mahasiswa. Mereka mengamalkan ilmu yang mereka miliki kepada anak-anak kecil di sekitar rumahnya. Mereka mengeluarkan ide-ide kreatif untuk mengisi tatanan kehidupan baru (New Normal) yang bersamaan dengan kemerdekaan RI yang ke-75 tahun. Berbagai macam lomba untuk anak-anak mereka adakan untuk membangkitkan semangat generasi muda melalui hal-hal kecil, seperti lomba bermain layang-layang, lomba makan kerupuk, lomba balap karung, dan lain-lain. Senam untuk para ibu-ibu juga menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam kegiatan KKN mereka.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa selama masa New Normal ini, mahasiswa sudah berusaha menjalaninya secara optimal, mahasiswa IAIN Jember khususnya. Dalam setiap situasi tentu memiliki dampak positif dan dampak negatif, sama halnya ketika pandemi Covid-19 ini yang bisa memberikan dampak positif dan dampak negatif bagi kita semua. Pendemi Covid-19 yang masih menjadi momok masyarakat ternyata membawa semangat baru terutama dalam hal menjaga kebersihan dan kesehatan. Bagi para mahasiswa, New Normal ini dapat mereka jadikan wadah untuk menghasilkan karya-karya atau kegiatan yang dapat bermanfaat untuk semua orang. Terlebih, para mahasiswa yang menjalani KKN juga tetap semangat dan berusaha secara optimal demi berlangsungnya kegiatan yang mereka jalani pada masa New Normal sekarang ini.

by : Ervinna Damayanti_Divisi Tilawah

Minggu, 24 Mei 2020

TETAP RAYAKAN ULANG TAHUN DI TENGAH PANDEMI COVID. ICIS IAIN JEMBER TAK MUNGKIN ACUHKAN MILADNYA.


Beredarnya surat  keputusan dari pihak kampus untuk melaksanakan kegiatan di rumah sesuai dengan Kebijakan Work From Home(WFH), tidak menutup kemungkinkan tetap dimeriahkannya milad ICIS IAIN JEMBER yang diadakan tepat pada Jumat kemarin (22/05/20). Adanya pandemi COVID 19 yang menuntut masyarakat untuk melakukan physical distancing membuat Milad ICIS yang  ke-12 ini sangat berbeda dengan milad di tahun-tahun sebelumnya. Milad kali ini digelar dengan kegiatan Khotmil Quran dan doa bersama secara daring yang mana pada tahun sebelumnya dirayakan dengan buka bersama dengan dihadiri oleh Dosen UPB dan anggota ICIS.

Menjelang akhir bulan ramadhan ini, acara milad ke-12 dilaksanakan dengan adanya Khotmil Qu’ran secara daring yang diselenggarakan oleh seluruh anggota devisi. Khotmil secara daring dimulai pada hari Jumat setelah subuh, yakni pukul 04.30 pagi. Pembacaan khotmil quran ini dibagi berdasarkan pembagian via  grup whatsap. Lalu pembacaan Alquran dibatasi hingga malam pukul 20.00 WIB, tepatnya setelah shalat terawih terakhir pada bulan ramadhan kali ini. Setelah itu dilanjutkan dengan penutupan secara live di akun instagram ICIS IAIN Jember bersama Ustadz Nidzom yang merupakan Pembina ICIS, dengan pembacaan doa  yang beliau pimpin langsung dan beberapa pesan di akhir acara.

Meskipun acara ini dilaksakan secara daring dengan seluruh anggota dan pengisi acara berada di rumah masing-masing, namun acara ini berjalan dengan hikmat dan lancar karena para anggotanya yang begitu antusias. Selain itu, di penghujung acara penutupan tersebut dimeriahkan juga dengan pengumuman pemenang sayembara lomba twibbon yang diadakan oleh bidang Tim Media ICIS IAIN JEMBER serta pengumuman pemenang lomba tahfidz challenge yang diadakan oleh Divisi Tahfidz ICIS IAIN Jember.

Begitu banyak doa dan harapan tentunya dalam milad yang digelar ini. Di antaranya adalah ucapan dari Moch. Imam Machfudi, M.Pd; “Alhamdulillah, Doa saya semoga kalian jadi orang sukses, bahagia di dunia dan akhirat. Semoga ramadhan ini penuh dengan barokah meski dalam keterbatasan karena pandemic Covid-19” ujar bapak Ketua Unit Pengembangan Bahasa (UPB) ini. Di penghujung penutupan pula Ustadz Nidzom menyatakan “Semoga ICIS selalu istiqomah, selalu bersemangat, jangan sampai males untuk berkreasi, berprestasi, dan berinovasi. Karena memang motto kita adalah prestasi”.

Di samping itu, dalam siaran langsung di akun instagram Ustadz Nidzom juga tetap menghimbau kepada para anggota ICIS untuk tetap bersikap wajar di tengah pandemi Corona ini. Sebagaimana beliau katakan bahwanya bagaimanapun, mencegah itu lebih baik dari pada mengobati. Beliau juga berharap ICIS tetap istiqomah begitupun anggotanya. Semua anggota ICIS diharap tetap beristiqomah untuk tetap berjamah kapanpun dan di manapun berada. 


by: tsn & ins

Kisah Sukses di Balik Acara Ma'rifah Jilid VIII, Tidak Hanya Untuk Menang Tapi Juga Tentang Belajar dan Terus Berkembang

Sukses opening Ma'rifah Jilid VIII di gelar, enam hari setelahnya perlombaan Ma'rifah Jilid VIII di laksanakan pada tanggal 17 Novem...