Minggu, 18 April 2021

OPTIMALISASI HIKMAH ISRA’ MI’RAJ DI TENGAH PANDEMI DENGAN LITERASI (JUARA I LOMBA ARTIKEL)

Ada beberapa peristiwa yang dialami oleh Rasulullah Saw. dan diperingati oleh umat Islam, salah satunya adalah Isra’ Mi’raj. Pada peristiwa tersebut Rasulullah Saw. mendapatkan perintah langsung dari Allah Swt. tanpa perantara Malaikat Jibril, yakni shalat, sehingga shalat adalah ibadah yang paling penting. Selain itu shalat juga merupakan ibadah yang pertama yang akan dihisab (dihitung) di hari akhir kelak. Rasulullah Saw. pernah bersabda, shalat adalah mi’rajnya orang mukmin. Dalam redaksi hadis ini menunjukkan bahwa butuh keimanan yang kuat dalam mempercayai suatu kejadian yang luar biasa tersebut. Bayangkan saja pada waktu itu perjalanan dari Mekkah ke Baitul Maqdis hanya ditempuh semalam saja, padahal belum ada alat transportasi yang secanggih itu untuk menempuh jarak yang jauh tersebut. Selain itu, keimanan yang kuat dibutuhkan untuk mempercayai kuasa Allah yang memperjalankan Rasulullah Saw. menembus langit sampai Sidratul Muntaha. Sebagai pelajaran atau contoh teladan bagi umat manusia untuk menjelajahi langit dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki manusia, tentunya juga ada kuasa Allah di dalamnya. Dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai berikut :

“Hai jama ́ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan” (QS. Ar-Rahman : 33)

Selain itu kita bisa mengambil hikmah dalam peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut melalui media cetak seperti buku yang membahas tentang keutamaan shalat dan lain sebagainya. Di antara buku yang penulis rekomedasikan adalah Pelatihan Sahalat Khusyu’ oleh Abu Sangkan. Di dalamnya kita dapat menyelami betapa dahsyatnya ibadah shalat, sehingga benar terimplementasikan kandungan ayat Al-Qur’an :

“.....Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar....”(QS. Al-Ankabut : 45)

Di dalam buku tersebut juga dijelaskan dengan gamblang tentang tata cara shalat khusyu’ mulai dari wudu’ sampai cara berdoa. Tentunya lebih baik juga ada pelatih atau guru yang memberikan arahan dalam menjalankan tata cara tersebut. Walaupun kita sendiri dapat melakukannya sendiri.

Di antara hikmah Isra’ Mi’raj lainnya adalah keberanian Rasulullah. Isra’ mi’raj juga menunjukkan keberanian Rasulullah yang sangat tinggi dalam berdakwah. Beliau terang-terangan menyampaikan Isra’ Mi’raj kepada orang-orang Makkah. Meskipun kafir Quraisy tidak akan percaya bahkan mencemooh dan mengolok-olok, Rasulullah tetap menyampaikan. Selain itu, hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa Isra’ Mi’raj adalah balasan perbuatan baik dan buruk. Dalam Isra’ Mi’raj, Rasulullah juga diperlihatkan surga dan neraka. Beliau diperlihatkan nikmat surga dan para penduduknya. Beliau juga diperlihatkan kesengsaraan penghuni neraka dengan siksa sesuai keburukan mereka di dunia. Beliau diperlihatkan bagaimana siksa untuk orang yang suka ghibah, orang yang berzina, orang yang makan harta anak yatim, dan lain-lain. Semua ini lantas beliau sampaikan kepada umat untuk mencegah penyakit masyarakat yang terjadi kala itu. Hal ini bisa kita ketahui dalam kitab-kitab atau buku-buku tentang Sirah Nabawiyah, sehingga menambah keyakinan dan kecintaan kita kepada Rasulullah.

Peran literasi di sini sangat penting untuk mengetahui informasi yang beredar sekarang ini. Selain itu, kita juga bisa menyaring konten-konten yang ada di media sosial yang cocok dengan akidah kita, sehingga tidak terjerumus dalam aliran ekstremis. Dalam masa pandemi yang masih berlangsung sekarang ini, bagaimana kita meraih hikmah yang ada pada peristiwa Isra’ Mi’raj, walaupun tidak dapat menghadiri secara langsung di majelis ta’lim atau pengajian dan sebagainya. Kita sebagai generasi muda dapat melakukan berbagai hal yang dapat mengoptimalkan hikmah yang dapat diraih dalam peristiwa Isra’ Mi’raj tersebut. Banyak media massa seperti media sosial, media cetak dan sebagainya yang menayangkan pengajian dan majelis taklim di berbagai sudut pandang, baik dari sejarahnya, maupun makna yang terkandung di dalamnya. Sejatinya, makna yang tersirat dalam hal tersebut adalah bagaimana kita beribadah dengan tulus seakan-akan kita melihat Allah.

Apalagi literasi juga penting dalam masa pandemi seperti ini yang diberlakukan larangan berkumpul dan membuat kerumunan massa untuk menghindari penularan Covid-19. Sejatinya mencari ilmu pengetahuan juga tidak harus mendengarkan langsung atau dengan metode ceramah, akan tetapi bisa dengan cara lain yang dapat mencegah dari penyakit. Di dalam Al-Qur’an juga telah dijelaskan,

“....dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan....” (QS. Al-Baqarah : 195)

Banyak buku-buku atau artikel yang membahas tentang hikmah Isra’ Mi’raj. Apalagi di era digital seperti ini, kita dapat dengan mudah mengakses informasi dari mana saja. Dengan hal tersebut kita manfaatkan untuk berliterasi dan membaca bacaan yang berfaedah.

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari uraian yang dipaparkan penulis tersebut adalah kita gunakan fasilitas di era digital ini untuk mendapatkan hikmah Isra’ Mi’raj sebanyak banyaknya terutama dari media sosial dan sejenisnya, serta menggunakan literasi dari banyak membaca buku baik bentuk cetak ataupun file referensi terkait tentang Isra’ Mi’raj agar kita menjadi insan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah serta dapat menjalankan amar ma’ruf dan nahi munkar. Selain itu, kita juga dapat lebih memaksimalkan sumber daya yang ada dalam mengambil hikmah dari segala peristiwa yang terjadi dan ilmu yang kita ambil dapat kita tularkan ke sesama.


Rina Najiha (Divisi Kaligrafi)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kisah Sukses di Balik Acara Ma'rifah Jilid VIII, Tidak Hanya Untuk Menang Tapi Juga Tentang Belajar dan Terus Berkembang

Sukses opening Ma'rifah Jilid VIII di gelar, enam hari setelahnya perlombaan Ma'rifah Jilid VIII di laksanakan pada tanggal 17 Novem...