Kamis, 10 Oktober 2024

TRADISI ISLAM YANG TAK PERNAH TERSISIH

Sebagai Ummat Islam terbanyak di Dunia, tentu banyak sekali tradisi islam yang kita ketahui dan bahkan kita jalani. Contohnya, Tradisi Maulid Nabi. Maulid Nabi bagi kalangan umat islam tidaklah asing lagi. Karena Maulid Nabi merupakan sebuah peringatan saat Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke dunia ini yang jatuh pada tanggal 12 Rabi’ul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Yang mana diperingati oleh setiap mayoritas umat muslim yang ada di dunia setiap tahunnya, termaksud di Indonesia. Peringatan Maulid Nabi sudah ada jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat dan menjadi sebuah tradisi yang sudah berkembang di dalam masyarakat islam.

Tradisi Maulid Nabi pertama kali di adakan oleh khalifah Mu’iz li Dinillah, salah seorang khalifah yang hidup saat dinasti Fathimiyyah di mesir pada tahun 341 Hijriyyah. Sejarah maulid nabi berkaitan dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperkirakan yang terjadi pada tahun 570 M dikota Mekkah. Nabi Muhammad lahir dalam keluarga bani Hasyim yang merupakan bagian dari suku Quraisy, suku terhormat di mekkah.

Tahun-tahun awal kehidupan Nabi Muhammad dipenuhi dengan peristiwa penting. Beliau menjadi yatim piatu sejak kecil dan dibesarkan oleh kakek nya Abdul Muttalib, dan kemudian oleh pamannya, Abu Talib. Pada usia 25 tahun, ia menikahi Khadijah, seorang janda kaya, yang kemudian menjadi pendukung utama dakwahnya.

Lalu kenapa kita sebagai umat islam harus merayakannya? Perayaan maulid nabi untuk umat islam sebagai salah satu bentuk penghormatan dan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Namun dalam perayaan maulid nabi ini merupakan tradisi yang berkembang dimasyarakat islam beberapa waktu setalah Nabi Muhammad wafat.

Umat Islam yang memperingatinya baik yang mengadakan ataupun menghadiri, akan mendapatkan pahala. Pasalnya, perbuatan itu merupakan wujud kegembiraan dan kecintaan umat Islam kepada Rasulullah SAW sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.

مَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِيْ فِي الْجَنـَّةِ

"Barang siapa yang senang, gembira, dan cinta kepada saya maka akan berkumpul bersama dengan saya masuk surga".

Masya Allah. Gak hanya itu loh, guys. Syafa'at yang didapatkan ketika memuliakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW juga disebutkan dalam sebuah hadits dalam kitab 'Anwarul Muhammadiyah' karangan Syekh Yusuf Bin Ismail An-Nabhani.

مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِىْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَـوْمَ الْقِيَا مَةِ. وَمَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا فِى مَوْلِدِى فَكَأَ نَّمَا اَنْفَقَ جَبَلاً مِنْ ذَ هَبٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ

"Barangsiapa yang memuliakan (memperingati) hari kelahiranku maka aku akan memberinya syafa'at pada hari kiamat. Dan barang siapa memberikan infaq satu dirham untuk memperingati kelahiranku, maka akan diberi pahala seperti memberikan infaq emas sebesar gunung fi sabilillah”

Sungguh besar sekali yaa benefit yang didapat jika kita merayakannya. Oh iya, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia sangat beragam. Maka dari itu, setiap daerah memiliki cara yang unik untuk merayakan maulid Nabi Muhammad SAW. Seperti: Grebeg Mulud di Jogja dan Surakarta, Baayun Mulud yang dilakukan oleh masyarakat Banjar, dan Endog-endogan yang tak kalah seru di Banyuwangi. Mayoritas dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia tentu berisi pengajian dan ceramah biasanya digelar dimasjid atau balai pertemuan warga. Ada juga tokoh agama menyampaikan tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia bukan hanya sekedar ritual atau tradisi semata, tetapi juga menjadi ajang untuk menguatkan Ukhuwah Islamiyah dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengikuti teladan nabi.

Maka dari itu dibulan yang penuh berkah ini, mari kita merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan melakukan sunah-sunahnya yang mulia. Dan kita jadikan momen Maulid Nabi Muhammad SAW untuk mengingatkan kita untuk senantiasa memperbaiki diri, meneladani beliau dalam akhlak, ibadah dan dalam setiap langkah kehidupan.

By: Ela Nur Aini

Editor: Kabid & Wakabid Litbang 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ma'rifah Jilid VIII gelar Seminar Nasional Bersama Gus Rifqil Muslim Suyuthi dan Ning Imaz Fatimatuz Zahra

Sukses Opening Ma'rifah Jilid VIII digelar, Institute of Culture and Islamic studies (ICIS) kembali mengadakan Seminar Nasional yang dib...